KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan pelaku penabrak sejumlah siswa dan guru SDN Kalibaru 01 merupakan sopir pengganti. Dia berkata kejadian ini merupakan human error. Sopir pengganti dalam keadaan kurang fit karena kurang tidur.
“Petunjuk teknis atau juknis BGN sudah clear ada. Hanya memang masalah human error,” kata dia di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis, 11 Desember 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dadan mengatakan sopir pengganti itu bekerja untuk sebuah yayasan yang memiliki dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yaitu SPPG Kalibaru dan SPPG Walangsari. Yayasan itu memiliki dua sopir tetap dan satu sopir pengganti bernama AI, 34 tahun.
Ceritanya, sopir tetap meminta AI untuk menggantikannya mengantar menu MBG pada pukul 03.00 WIB. Sopir tetap itu tidak bisa mengantar karena sakit.
Dadan mengatakan AI mengiyakan permintaan itu. AI sudah enam kali menggantikan sopir tetap. Namun, AI dalam kondisi kurang tidur. Dia baru tidur dua jam. “Dari keterangan sopir, kelihatannya kurang tidur. Kurang tidur karena tidurnya jam 4, bangun setengah 6, jadi ada kemungkinan memang kurang fit,” kata dia.
Dadan mengklaim SPPG menerapkan aturan mengantar makanan sesuai prosedur. Setiap berangkat, mobil akan dicek lebih dahulu.
Dia juga mengklaim mobil masih dalam keadaan prima. Mobil itu keluaran 2024. Mesin dan rem mobil tidak ada masalah.
“Saya dapat laporan dari polisi mobil dalam keadaan prima. Tidak ada masalah dengan rem, tidak ada masalah dengan mesin. Dan dalam juknis kita selalu disebutkan dengan jelas, bahwa setiap kali mau mengirimkan, mobil harus dicek,” ujar dia.
Meski begitu, Dadan mengatakan insiden ini menjadi pelajaran bagi BGN. Ke depan, BGN akan memperketat aturan perekrutan. Dia juga berencana menambah Sopir di SPPG menjadi tiga orang. “Jadi kalau ada dua armada memang harus ada tiga sopir yang tetap ya, supaya gantian,” ujar dia.
Mobil milik dapur MBG menabrak sejumlah siswa di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara pada Kamis, 11 Desember 2025. Kendaraan ini digunakan untuk mengantar makan gratis dari dapur umum satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) setempat ke sekolah-sekolah di area tersebut.
Menurut Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo, mobil yang menabrak siswa sebenarnya rutin datang ke SDN Kalibaru 01 untuk mengantar MBG. “Mobil MBG ini sebenarnya setiap hari mengantar makanan ke lokasi tersebut,” kata Pramono dalam keterangan tertulis pada Kamis 11 Desember 2025.
Namun saat kejadian, kata Pramono, sopir yang biasanya mengendarai mobil itu sedang diganti dengan pengemudi lain. “Karena sopirnya berganti dan pintu sekolah sedang tertutup, kendaraan masuk dengan kecepatan yang tidak terkontrol, sehingga menabrak murid dan guru yang berada di sana,” ucap Pramono.
Pramono mengatakan saat ini ada 21 orang yang menjadi korban insiden tabrakan tersebut. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menyatakan biaya pengobatan mereka akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jakarta.
Badan Gizi Nasional (BGN), pelaksana program MBG, memastikan tidak ada korban meninggal dalam insiden mobil yang menabrak pagar sekolah dan sejumlah murid di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis pagi, 11 Desember 2025.
Pernyataan ini menepis kabar yang sempat beredar bahwa dua murid tewas akibat kejadian tersebut. “Tidak ada. Tidak ada korban meninggal,” ujar Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, saat dikonfirmasi pada Kamis, 11 Desember 2025.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 06.39 WIB itu melukai 18 orang, terdiri dari 17 murid dan satu guru. Mobil yang dikemudikan AI, 34 tahun, warga Kalibaru, tiba-tiba menerobos pagar dan melaju ke arah lapangan tempat para siswa mengikuti kegiatan literasi pagi sebelum masuk kelas.
Polisi telah membawa sopir mobil MBG tersebut untuk pemeriksaan. Kendaraan yang terlibat merupakan armada MBG milik SPPG RW 03 Kalibaru dengan nomor polisi B 2093 UIU.






