Strategi Mie Sedaap Menyesuaikan Selera Gen Z

INFO NASIONAL – Generasi Z atau Gen Z menjadi kelompok paling berpengaruh dalam pola konsumsi digital. Menurut laporan Nielsen Consumer Insight 2024, lebih dari 70 persen Gen Z di Indonesia menemukan ide makanan dari media sosial, terutama TikTok dan Instagram. Mereka mencari rasa baru, tampilan menarik, dan cerita otentik di balik produk yang mereka konsumsi.

Lebih dari itu, mereka juga lebih kritis dalam memilih merek makanan yang ingin dikonsumsi. Studi dari McKinsey & Co. menunjukkan bahwa Gen Z lebih memilih merek yang transparan, baik soal kualitas, proses, maupun nilai di baliknya. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Mie Sedaap, merek mie instan produksi WINGS Food untuk dapat dipercaya, sekaligus relevan di mata generasi.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Mie Sedaap pun melakuka kampanye yang menyasar generasi muda, dengan membawa pesan bahwa Mie Sedaap selalu “brings taste to people’s lives”. Salah satunya melalui acara Come See Mie – Meet the Stars di Kota Kasablanka, pada 23-26 Oktober 2025 lalu.

Kegiatan ini menutup rangkaian Come See Mie 2025 yang sebelumnya sudah diadakan di Bandung dan Surabaya. Kali ini, Come See Mie dikemas berbeda, dimana empat brand ambassador ikonik Mie Sedaap yaitu Ahn Hyo Seop, Chef Devina Hermawan, Ariel “Noah”, dan The Changcuters menyapa para audiens dalam sesi “Meet the Stars”.

Keempat brand ambassador ini adalah representasi dari keempat varian favorit Mie Sedaap. Ahn Hyo Seop mewakili Mie Sedaap Korean Spicy Chicken, Ariel Noah mewakili Mie Sedaap Soto, The Changcuters mewakili Mie Sedaap Goreng, dan Chef Devina mewakili Mie Sedaap Goreng ala Chef Devina.

Inovasi Mie Sedaap bukan sekadar tren musiman, tapi hasil riset mendalam terhadap preferensi anak muda Indonesia yang cenderung menyukai fusion flavor, perpaduan rasa lokal dan internasional dengan tingkat kepedasan yang menantang. Contohnya Mie Sedaap Korean Spicy Chicken, Mie Sedaap Rawit Bingit Ayam Jerit, dan varian-varian pedas lainnya.

Tahun lalu, Mie Sedaap juga telah meluncurkan produk kreasi hasil kolaborasinya dengan Chef Devina Hermawan, yaitu Mie Sedaap Goreng ala Chef Devina, mie goreng instan ala chef pertama di Indonesia. Mie Sedaap juga yang pertama kalinya meluncurkan mie instan rasa Singapore Spicy Laksa, yang sukses diterima oleh masyarakat.

“Mie Sedaap selalu berkomitmen untuk brings taste to people’s lives, melalui inovasi rasa yang kami hadirkan, juga melalui beragam event dan kampanye yang kami sajikan untuk anak muda Indonesia,” ujar Head of Marketing Noodle Category WINGS Group Indonesia, Katria Arintya Anindyantari.

Selain menjadi pelopor inovasi rasa, Mie Sedaap juga menyesuaikan caranya dalam berkomunikasi dengan konsumen Gen Z. Kampanye seperti #DontStopMieNow #BraverAndBolder dan acara Come See Mie menempatkan merek ini di ruang yang dekat dengan anak muda, memadukan dunia musik, kuliner, games, workshop kreatif, dan teknologi digital. Pendekatan ini mencerminkan gaya komunikasi Gen Z yang cepat, visual, dan partisipatif.

Melalui berbagai kolaborasi, Mie Sedaap berhasil memposisikan dirinya bukan sekadar produk, tapi bagian dari gaya hidup eksploratif. Ia menjelaskan, anak muda ingin pengalaman langsung, bagian dari cerita, bukan hanya audiens.

“Oleh karena itu, kami memberi ruang bagi mereka untuk berkreasi, dari menu yang mereka makan sampai merchandise yang dapat mereka custom sesuai keinginannya masing-masing,” kata Katria.

Tak hanya itu, di tengah semangat muda, Mie Sedaap tetap menjaga fondasi kepercayaan publik dengan menjaga mutu dan keamanan pangan. Proses produksinya telah tersertifikasi ISO 22000 tentang Standar Internasional Manajemen Keamanan Pangan, ISO 9001 tentang Standar Internasional Sistem Manajemen Mutu, dan memenuhi standar BPOM serta tersertifikasi halal.

Semua inilah yang membuat Mie Sedaap mampu diterima lintas generasi, dari konsumen loyal lama hingga penikmat baru di kalangan Gen Z. Konsistensi menjaga kualitas sambil terus berinovasi membuat Mie Sedaap bukan sekadar merek mi instan, tapi simbol bagaimana sebuah merek lokal bisa bertahan dan berevolusi di tengah perubahan perilaku konsumen. (*)

  • Related Posts

    Kemenbud Gelar FKSM 2025 di Cirebon, Perluas Relevansi Ekspresi Budaya

    Jakarta – Festival Komunitas Seni Media (FKSM) 2025 resmi digelar di Cirebon sebagai upaya memperkuat ekosistem seni media berbasis komunitas. Mengusung tema Rentang Lawang, festival ini menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan…

    Koalisi Buka Peluang Gugat UU KUHAP ke Mahkamah Konstitusi

    KOALISI Masyarakat Sipil untuk Pembaharuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau KUHAP, membuka peluang untuk mengajukan gugatan uji formil maupun materiil ke Mahkamah Konstitusi usai RUU KUHAP disahkan hari ini.…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *