WAKIL Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Sukamta mrespons rencana pemerintah yang ingin mengirimkan pasukan militer ke Gaza, Palestina. Dia mewanti-wanti agar pengiriman pasukan Tentara Nasional Indonesia ke Gaza tidak dimanfaatkan oleh Israel.
Menurut dia, Israel memiliki kepentingan tersendiri untuk mencapai tujuannya. Apalagi selama beberapa tahun terakhir Israel melakukan tindakan genosida ke masyarakat Gaza untuk mencapai tujuannya tersebut.
Sukamta mengimbau agar penugasan TNI di Gaza itu harus berada dalam kerangka penjaga perdamaian. Dengan demikian, dia mengatakan Israel tidak akan dapat memanfaatkan keberadaan prajurit militer Tanah Air yang bertugas di Gaza.
Dia optimistis pemerintah dan TNI tidak akan mudah terkecoh oleh Israel. “Saya percaya kemampuan pemerintah dan TNI yang sudah teruji sebagai penjaga perdamaian di berbagai kawasan dalam waktu panjang,” kata Sukamta dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 18 November 2025.
Dia menyatakan misi perdamaian ini tertuang dalam amanat Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Dalam amanat itu disebutkan salah satu tujuan dibentuknya Indonesia untuk menjaga ketertiban dunia.
Selain itu, Sukamta mengatakan pengiriman pasukan ke Gaza ini harus memiliki mandat dari lembaga internasional. Misalnya seperti Perserikatan Bangsa-bangsa ataupun Organisasi Kerja Sama Islam Plus.
“Sehingga operasi berlangsung aman dan memiliki legitimasi,” ucap legislator dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera tersebut.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengatakan bersedia mengerahkan 20.000 putra dan putri Tanah Air untuk ikut membantu mengamankan perdamaian di wilayah Gaza, Palestina. Hal itu ia sampaikan saat berpidato dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat pada Selasa, 23 September 2025.
Markas Besar TNI menyiapkan 20 ribu personel TNI yang akan ditugaskan untuk misi perdamaian di Gaza. Instansi pertahanan ini menegaskan prajurit yang dikirim merupakan berkompeten dan berpengalaman. Prajurit yang disiapkan adalah mereka yang terbiasa menjalankan operasi militer selain perang (OMSP) baik di dalam maupun luar negeri.






