Tingkatkan Penghasilan Warga, Kemensos Gelar Pelatihan Pengolahan Pelepah Pisang

INFO NASIONAL – Kementerian Sosial atau Kemensos memberdayakan 200 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat melalui pelatihan pengolahan pelepah pisang. Program yang digelar sejak 13-15 November 2025 ini berkolaborasi dengan Hangesti Handicraft, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kerajinan.

“Lewat pasar banyak yang jualan. Dari sayur segar sampai makanan ringan. Tali pelepah pisang bukan sekedar pajangan. Tapi cara sederhana untuk meningkatkan penghasilan,” demikian isi pantun Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saat meninjau langsung kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di Kantor Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 14 November 2025. Melalui pantun itu, Gus Ipul menyampaikan bahwa program pemberdayaan tersebut bertujuan untuk menambah penghasilan masyarakat.

Gus Ipul mengatakan, kehadirannya di lokasi tersebut untuk memastikan seluruh peserta pelatihan bisa mendapatkan tambahan keterampilan. Jika keterampilan warga bertambah, maka akan mampu menambah penghasilan masyarakat. “Diharapkan program ini nanti untuk meningkatkan kesejahteraan sosial bapak ibu sekalian,” ujarnya.

Kecamatan Tanjungsari dipilih sebagai lokasi pelatihan karena di wilayah ini memiliki kuantitas pohon pisang yang berlimpah. Namun, selama ini baru daunnya saja yang dimanfaatkan. Sedangkan pelepahnya justru dibuang.

“Di sini ada bahan baku pisang atau pelepah pisang yang berlimpah. Mari kita manfaatkan. Ibu-ibu belajar yang baik, sehingga nanti bisa dapat penghasilan tambahan yang cukup besar,” kata Gus Ipul.

Adapun pelepah pisang yang sudah dijemur hingga kering kemudian dipintal menjadi seperti tali dengan ukuran berbeda. Ukuran paling besar dihargai Rp 6 ribu per kilogram, sedangkan ukuran yang paling kecil bisa mencapai Rp 22 ribu per kilogram. Harganya lebih mahal karena pemintalan pelepah pisang ukuran kecil memiliki tingkat kesulitan yang cukup rumit.

Nantinya, pelepah pisang yang telah dipintal akan dibeli oleh Hangesti Handicraft sebagai salah satu mitra yang bekerjasama dengan Kemensos. Pelepah pisang yang telah dipintal pun bisa diolah menjadi produk bernilai lebih tinggi, seperti keranjang yang bisa dijual dengan harga Rp 60 ribu per buah.

Gus Ipul menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto juga menaruh perhatian agar masyarakat bisa memiliki penghasilan tambahan yang lebih besar dan terlepas dari kemiskinan. Oleh karena itu, salah satu upaya pemerintah melalui Kemensos adalah melakukan program pemberdayaan masyarakat lewat pelatihan pengolahan pelepah pisang.

“Maka itu dicarikan upaya-upaya pemberdayaan seperti ini. Dengan cara bagaimana? Bermitra kepada perusahaan-perusahaan swasta yang mau membeli produk-produk daripada penerima manfaat,” kata Gus Ipul.

“Pokoknya saya datang ke sini ingin bersama-sama gandeng tangan dengan bapak ibu sekalian. Mari sama-sama semangat. Pemerintahnya semangat, penerima manfaatnya semangat untuk melanjutkan, menindaklanjuti arahan Bapak Presiden, penerima manfaat harus bisa lebih berdaya,” tambahnya menjelaskan. Gus Ipul pun mengajak seluruh masyarakat agar mengikuti pelatihan ini dengan baik. Sehingga kelak bisa hidup lebih mandiri dan berdaya lewat keterampilan yang dimiliki.

Dia juga sempat berdialog dengan seorang warga bernama Epi yang mengaku bahwa dirinya baru mulai mengikuti pelatihan ini sejak kemarin. Menurut Epi, pengolahan pelepah pisang ini memiliki sisi yang gampang, tapi juga sulit. “Gampangnya kalau muternya (alat pemintal) mah gampang. Ngerapihinnya (memintal) yang susah,” kata dia.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial (Dirjen Dayasos) Kemensos, Mira Riyati mengatakan 200 warga yang mengikuti pelatihan ini merupakan KPM yang menerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH) maupun sembako. Mereka berasal dari 7 desa di Kecamatan Tanjungsari, yakni Desa Antajaya, Desa Buanajaya, Desa Cibadak, Desa Sirna Sari Desa Sukarasa, Desa Tanjung Rasa, dan Desa Tanjung Sari.

Selain pelatihan, Kemensos juga memberikan alat pemintal sebanyak 200 unit kepada masing-masing peserta. “Dimana di alat pemintal ini sudah diberikan contoh-contoh terkait dengan jenis tali itu sendiri. Semakin tali itu memang ukurannya semakin kecil, berarti itu akan semakin tinggi nilainya bapak dan ibu sekalian,” ujar Mira.

Menurut dia, program serupa juga sudah dilakukan di beberapa daerah. Diantaranya, yakni di Lumajang dan Probolinggo.”Kemudian kita akan lanjut juga di Pemalang, dan Grobogan,” kata dia. (*)

  • Related Posts

    Prabowo Antar Kepulangan Raja Abdullah II di Lanud Halim

    PRESIDEN Prabowo Subianto mengantar kepulangan Raja Kerajaan Yordania Hasyimiah, Raja Abdullah II ibn Al Hussein, pada Sabtu, 15 November 2025. Kepala Negara mengantar Raja Abdullah II menuju pesawat kenegaraan Yordania…

    Komisi VIII DPR Usul Bentuk Tim Khusus Selidiki Sindikat Penculikan Anak

    Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Singgih Januratmoko menyoroti maraknya kasus penculikan anak di Indonesia. Singgih menilai peristiwa penculikan ini disebabkan sistem perlindungan anak di Indonesia yang masih…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *