PUTRI mendiang Pakubuwono XII (PB XII) Gusti Raden Ayu (GRAy) Koes Moertiyah Wandansari mengkonfirmasi dilangsungkannya penobatan KGPH Hangabehi alias KGPH Mangkubumi sebagai Paku Buwono XIV (PB XIV). Penobatan dilakukan pada pertemuan keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Sasana Handrawina, Kamis, 13 November 2025. Hangabehi adalah putra tertua PB XIII.
Gusti Moeng, sapaan karib Koes Moertiyah, menyebut penobatan Hangabehi sebagai PB XIV disetujui oleh yang hadir dalam pertemuan tersebut. “Ya penobatan Paku Buwono XIV,” ujar dia saat ditemui seusai pertemuan keluarga besar Keraton Surakarta, Kamis, 13 November 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar pertemuan internal keluarga besar yang mengundang segenap putra-putri mendiang Raja Paku Buwono XII (PB XII) dan Raja PB XIII. Pertemuan diinisiasi oleh Maha Menteri Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan, itu menggelar rembug ihwal suksesi PB XIII yang wafat pada 2 November 2025.
Gusti Moeng mengatakan terkejut saat momentum putra bungsu PB XIII, KGPH Purboyo, mengucapkan ikrar sebagai PB XIV di tengah prosesi atau upacara pemberangkatan jenazah PB XIII ke pemakaman di Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). “Kami sendiri juga kaget waktu kejadian nutup peti jenazah PB XIII, kok tiba-tiba KGPH Purboyo melangkah seperti itu,” ungkap dia.
Ihwal penobatan Hangabehi menjadi PB XIV, Gusti Moeng mengatakan, hal itu karena Hangabehi merupakan putra tertua PB XIII. Terlebih dari tiga istrinya, PB XIII juga tidak mengangkat permaisuri. Jika ada klaim permaisuri dan pengangkatan putra mahkota, Gusti Moeng menyebut itu sebagai rekayasa. Ia menyatakan segera mengkaji hal itu.
“Kami berpegang kepada yang namanya hak, itu kan Allah yang memberi. Gusti Behi, yang sekarang PB XIV, kan tidak minta kepada Allah untuk dilahirkan lebih tua dari Purboyo. Ya itu kehendak Allah. Ya itu sudah ditekankan, dijadikan acuan, paugeran,” ujar ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta itu.
Disinggung soal rencana kubu KGPH Purboyo yang akan menggelar Jumenengan atau upacara kenaikan takhta sebagai PB XIV, Gusti Moeng mengaku tidak akan peduli. Ia mengatakan pihaknya tetap berpegang pada 40 hari atau 100 hari setelah wafatnya PB XIII untuk melakukan keputusan penting. “Ya biar aja dia mau jalan. Saya tetap akan berpegang pada 40 hari atau 100 hari. Kami tidak akan mungkin menghadiri penobatan KGPH Purboyo,” ungkapnya.
Gusti Moeng menambahkan hasil pertemuan hari ini akan dilaporkan oleh Panembahan Agung Tedjowulan kepada pemerintah. Namun, ia memastikan dalam hal ini pemerintah tidak ikut campur. “Ini bukan berarti pemerintah cawe-cawe, tidak. Justru kami yang menyampaikan agar negara hadir, supaya lestari keraton ini,” katanya. Adapun Jumenengan PB XIV bagi Hangabehi, Gusti Moeng mengatakan masih akan dibicarakan dengan keluarga besar keraton.
Dalam kesempatan terpisah, Maha Menteri Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan saat ditemui seusai pertemuan di keraton belum memberikan pernyataan. Gusti Tedjowulan langsung meninggalkan keraton seusai pertemuan digelar.






