PEMERINTAH Inggris dan Indonesia menegaskan dukungan kepada Global Fund untuk menekan penyakit HIV, TBC, dan malaria sebagai ancaman kesehatan global. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan kemitraan Indonesia dengan Global Fund bukan sekadar soal pendanaan, tetapi juga semangat gotong royong. “Sejak 2003, Global Fund telah membantu memperkuat sistem kesehatan dan memperluas layanan diagnostik,” ujar Dante dalam pertemuan di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Selasa, 11 November 2025, bersama Yayasan Spiritia dan Global Fund Advocates Network Asia-Pacific.
Global Fund merupakan kemitraan internasional antara sektor publik dan swasta yang menghimpun dana guna memerangi tiga penyakit tersebut terutama di negara berpendapatan rendah dan menengah. Lembaga ini bekerja bersama pemerintah, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, serta komunitas terdampak.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Melalui program Debt2Health, Indonesia telah menerima empat kali perubahan utang yang menghasilkan investasi kesehatan senilai US$ 201 juta dan penghapusan utang US$ 272 juta. Perubahan itu pada 2007, 2010, 2021, dan 2024. Dana tersebut digunakan memperkuat pengendalian penyakit dan meningkatkan produksi obat dalam negeri.
Hingga kini, Global Fund menyalurkan US$ 1,67 miliar untuk program HIV, TBC, dan malaria di Indonesia. Pada 2024, dukungan itu menjangkau 845.627 pasien TBC, 621.257 penderita malaria, dan 231.247 orang dengan terapi antiretroviral HIV.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, menilai Global Fund sebagai bukti nyata kekuatan kerja sama internasional. Inggris tercatat sebagai donor publik terbesar ketiga dunia dengan kontribusi £5,6 miliar. “Selama dua dekade, Global Fund telah menyelamatkan lebih dari 70 juta jiwa,” kata dia.
Ketua Dewan Global Fund Lady Roslyn Morauta mengatakan penggalangan dana tahap kedelapan berlangsung pada masa penting bagi ketahanan kesehatan dunia. Pertemuan ini menyoroti kemajuan besar dalam pemberantasan tiga penyakit menular itu serta pentingnya solidaritas global memperkuat sistem kesehatan. “Epidemi HIV, TBC, dan malaria masih menjadi ancaman serius dan memerlukan tindakan berani serta terkoordinasi,” ujar Lady.
Ketua Yayasan Rekat Peduli Ani Herna Sari menekankan pentingnya pelibatan komunitas dalam upaya penanggulangan penyakit. “Investasi kesehatan harus memberdayakan masyarakat terdampak agar upaya pencegahan lebih inklusif dan berkelanjutan,” ujar Ani.
Global Fund menargetkan penggalangan dana sebesar US$ 18 miliar untuk periode 2027–2029 yang diharapkan dapat menyelamatkan hingga 23 juta jiwa dan memperkuat ketahanan sistem kesehatan global menghadapi ancaman pandemi di masa depan.
Pilihan Editor:






