Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi Pikat Pengunjung Lokal-Turis Asing

Jakarta

Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi, kembali memikat ribuan pengunjung dari berbagai kota hingga wisatawan mancanegara. Tradisi minum sepuluh ribu cangkir kopi ini menjadi ajang yang selalu dinanti untuk menikmati suasana hangat khas warga Osing.

Selama 12 tahun sejak pertama digelar pada 2014, festival ini telah menjadi agenda tahunan yang ditunggu wisatawan. Sepanjang jalan utama desa disulap menjadi warung kopi dadakan, deretan rumah warga berubah menjadi tempat ngopi lengkap dengan meja, kursi, lesehan, kudapan, dan kopi khas Banyuwangi.

Warga Osing menyambut pengunjung dengan ramah sambil menyuguhkan kopi robusta Banyuwangi dalam cangkir warisan turun-temurun. Selain kopi gratis, pengunjung juga menikmati kudapan tradisional seperti kucur, tape ketan dalam bungkus daun kemiri, hingga pisang goreng yang disajikan penuh keakraban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut hadir menikmati kopi bersama warga, berbaur tanpa sekat dengan pengunjung dan masyarakat setempat.

“Momentum malam ini selain mengenalkan kopi Banyuwangi yang telah dikenal luas hingga ke luar negeri, juga jadi sarana mempererat kebersamaan dan persaudaraan antar warga Banyuwangi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (9/11/2025).

Ia juga mengapresiasi Desa Kemiren yang tahun ini meraih dua penghargaan dunia, yaitu The 5th ASEAN Homestay Award dan The Best Tourism Villages Upgrade Programme 2025 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Tourism (UN Tourism).

“Pemerintah daerah selalu mendukung semua warga Banyuwangi untuk bisa menjaga budaya Banyuwangi secara bersama-sama,” tambahnya.

Kepala Desa Kemiren, M. Arifin, menyebut festival ini bisa bertahan selama 12 tahun berkat dukungan dan kekompakan warga. Ia menjelaskan, kegiatan ini dilandasi filosofi masyarakat Osing yakni suguh, gupuh, lungguh dalam menerima tamu.

“Ngopi sepuluh ewu ini adalah bentuk nyata dari suguh, gupuh, lungguh masyarakat Osing dalam menerima tamu. Kegiatan ini juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi warga, sekaligus menjaga warisan budaya,” tuturnya.

Di antara kerumunan, pasangan wisatawan asal Republik Ceko, Adela dan Ardek, terlihat larut menikmati suasana penuh aroma kopi.

“Kami disambut sangat ramah, masyarakat sini memberikan secangkir kopi gratis dan rasanya sangat enak,” ungkapnya.

Adela juga mengaku jatuh cinta pada kuliner tradisional.

“Kue kucur disini rasanya manis dan nikmat, apalagi dimakan hangat bersama kopi,” katanya.

Sementara itu, Ardek menilai kota Banyuwangi berisi orang-orang ramah dan mengaku akan merekomendasikan kota ini ke teman-temannya.

“Banyuwangi sangat ramah. Banyak festival menarik seperti ini. Saya pasti merekomendasikan teman-teman saya datang ke sini,” ceritanya.

Festival ini juga dihadiri selebgram Winona Araminta yang datang bersama keluarganya. Ia mengaku baru pertama kali menikmati suasana Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren.

“Vibes-nya menyenangkan. Ramai banget, gak nyangka. Terus makanannya enak-enak dan murah-murah,” pungkasnya.

Simak juga Video ‘Hidden Gem! Ngopi dengan View Gunung Catur di Badung Utara’:

(anl/ega)

  • Related Posts

    Prabowo Pimpin Upacara Ziarah dan Renungan Hari Pahlawan di TMP Kalibata

    Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara ziarah nasional dan renungan suci dalam rangka peringatan Hari Pahlawan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan. Prabowo mengingatkan agar tidak melupakan jasa dan pengorbanan…

    Tabung Gas Meledak saat Masak Acara Pernikahan di Bogor, 2 Orang Terluka

    Jakarta – Tabung gas elpiji meledak saat digunakan memasak untuk acara pernikahan warga Bogor Utara, Kota Bogor. Dua orang alami luka bakar dibawa ke rumah sakit. “Laporan kebakaran rumah di…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *