Pasar jam tangan mewah tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global

Telaah

Pasar jam tangan mewah tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global

  • Oleh Hanni Sofia
  • Rabu, 5 November 2025 07:46 WIB
  • waktu baca 6 menit
Pasar jam tangan mewah tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global
Para kolektor jam tangan mewah antusias menghadiri acara pembukaan butik jam tangan mewah di Prosperity Tower, SCBD, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-Watches Trader.

Kolektor sekarang lebih sadar akan keaslian dan nilai jangka panjang. Mereka ingin punya jam yang punya makna

Jakarta (ANTARA) – Sepertinya ada fenomena, ketika masyarakat selalu ingin presisi meski di tengah krisis, ternyata mereka juga merindukan punya simbol stabilitas dan menikmati sensasi melihat waktu bergeser dalam versi terindahnya.

Maka kemudian, industri jam tangan alias horologi di level kolektor, khususnya di Jakarta, pun tak disangka-sangka menemukan momentumnya saat ini; Pasar kolektor jam tangan tumbuh, anehnya di saat banyak sektor lain justru berhitung hati-hati menghadapi tekanan ekonomi global.

Laporan Morgan Stanley & Deloitte Watch Industry Report 2024 menunjukkan industri jam tangan mewah global (Swiss watch exports) tetap tumbuh sekitar 8 persen meski ekonomi dunia melambat akibat inflasi dan ketidakpastian geopolitik.

Nilai ekspor jam tangan Swiss bahkan mencapai rekor CHF 27 miliar atau naik dari 24,8 miliar pada 2022.

Dalam konteks Indonesia, negeri ini memang tidak memproduksi jam tangan mewah dalam skala besar, tetapi pasarnya berkembang pesat, terutama di Jakarta, Surabaya, dan Bali.

Laporan Euromonitor 2024 memperkirakan pasar ritel jam tangan premium di Indonesia meningkat sekitar 6–7 persen per tahun, didorong konsumsi kelas menengah atas.

Fenomena ini menarik. Di tengah ketidakpastian ekonomi, ketika banyak orang menunda belanja besar, segmen jam tangan mewah justru menunjukkan daya tahannya.

Data BPS pada 2023 dan BCG Southeast Asia Consumer Sentiment 2023 memang menunjukkan daya beli kelas menengah atas tetap kuat meski inflasi tinggi. Mereka menggeser pola konsumsi ke arah high-value spending atau membeli lebih sedikit tetapi dengan nilai jangka panjang.

Maka dapat disaksikan betapa di butik-butik eksklusif kawasan SCBD atau Senopati, orang-orang tetap datang melihat karya mekanik jam dari Swiss, Jepang, hingga Jerman.

Mereka bukan sekadar untuk membeli, melainkan untuk memahami, menyentuh, dan merasakan waktu dalam bentuk paling indahnya.

Baca juga: Jam tangan mewah bisa menjadi aset investasi

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Jonatan Christie dan kisah penantang di luar zona nyaman

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Bulu tangkis Jonatan Christie dan kisah penantang di luar zona nyaman Oleh Muhammad Ramdan Rabu, 5 November 2025…

    BPJPH sebut sertifikasi halal berperan perkuat ekonomi umat

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi BPJPH sebut sertifikasi halal berperan perkuat ekonomi umat Rabu, 5 November 2025 10:42 WIB waktu baca 2 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *