BEI bangun literasi investasi pasar modal untuk pekerja migran di NTB
- Rabu, 5 November 2025 16:38 WIB
- waktu baca 3 menit
agar pendapatan selama bekerja di luar negeri tidak habis untuk membeli barang-barang yang bersifat konsumtif
Mataram (ANTARA) – Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Mataram memperluas inklusi keuangan dengan membangun literasi tentang investasi pasar modal untuk para pekerja migran asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala BEI Mataram Gusti Bagus Ngurah Putra Sandiana mengatakan, pihaknya mendorong para pekerja migran bukan hanya sekadar pengirim remitansi, namun juga menjadi investor aktif di pasar modal.
“Kami ingin mereka mampu mengelola keuangan secara baik agar pendapatan selama bekerja di luar negeri tidak habis untuk membeli barang-barang yang bersifat konsumtif,” ujar Gusti Bagus Ngurah Putra Sandiana ditemui di Mataram, NTB, Rabu.
Pada pertengahan 2025, BEI Mataram menginisiasi Program Pekerja Migran Cerdas Investasi yang menyasar para calon pekerja migran untuk diberikan pembekalan tentang manfaat menjadi investor pasar modal.
Program literasi tersebut bekerja sama dengan pemerintah desa dan pemerintah daerah, serta melibatkan akademisi.
BEI Mataram memberikan edukasi langsung ke desa-desa yang memiliki banyak pekerja migran, di antaranya Desa Batu Kuta dan Desa Tempos di Lombok Barat.
“Ketika mereka hendak berangkat keluar negeri, kami kasih pembekalan tentang bagaimana mengelola keuangan dan investasi agar saat mereka mendapatkan gaji bisa ditabung dan diinvestasikan ke pasar modal,” kata Ngurah.
Lebih lanjut ia berharap pekerja migran memiliki tabungan dan portofolio yang bisa menjadi modal usaha atau sumber pendapatan pasca kepulangan dari bekerja di luar negeri.
Data Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menyebutkan selama periode Januari sampai Juni 2025, NTB tercatat sebagai provinsi keempat penyumbang pekerja migran terbanyak secara nasional dengan total 15.333 orang.
Mayoritas pekerja migran asal NTB berasal dari tiga kabupaten di Pulau Lombok, yakni Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Barat.
Daerah penyumbang pekerja migran terbanyak adalah Lombok Timur mencapai 5.840 orang atau sekitar 38 persen dari keseluruhan pekerja migran asal NTB. Kemudian, diikuti oleh Lombok Tengah dan Lombok Barat yang masing-masing berjumlah 4.193 orang dan 2.200 orang.
Sementara daerah lain di NTB, seperti Kabupaten Sumbawa hanya menyumbang 1.050 orang, Kabupaten Bima sebanyak 701 orang, dan Kota Mataram berjumlah 446 orang. Kota Bima menjadi daerah dengan jumlah pekerja migran paling sedikit, yaitu hanya 98 orang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai remitansi tercatat sebanyak Rp167,82 miliar selama periode Januari sampai September 2025.
Jumlah itu lebih sedikit ketimbang remitansi pada periode yang sama tahun lalu dengan nilai uang mencapai Rp223,17 miliar.
Baca juga: BEI: Generasi Z dan milenial mendominasi jumlah investor saham di NTB
Baca juga: IHSG 6 kali cetak rekor di era Purbaya, BEI: Pasar pro-pertumbuhan
Baca juga: IHSG berbalik menguat usai pengumuman pertumbuhan ekonomi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
IHSG Rabu pagi dibuka melemah 28,31 poin
- 7 jam lalu
IHSG Selasa dibuka menguat 0,87 poin
- Kemarin 09:07
Rekomendasi lain
Cara mengaktifkan kartu Telkomsel yang hangus
- 17 Juli 2024
Daftar online RS Siloam tanpa antri dengan dua cara ini
- 22 November 2024
Apa itu aplikasi dompet digital DANA dan berbagai manfaatnya
- 19 Agustus 2024
Syarat dan cara memperbarui Kartu Keluarga
- 19 Agustus 2024
Lirik lagu “Tanah Airku” karya Ibu Sud
- 5 Agustus 2024
Lirik lagu “L” oleh HAL
- 17 September 2024
Doa agar terhindar dari penyakit ain
- 25 September 2024
Cara atasi kartu ATM BRI terblokir tanpa harus ke bank
- 1 Agustus 2024






