Wakil Ketua MPR: Penyintas kanker payudara harus bisa berdamai
- Sabtu, 25 Oktober 2025 15:57 WIB
- waktu baca 2 menit
Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menyemangati sesama penyintas kanker payudara untuk bisa berdamai dengan penyakit yang dideritanya agar menjalani pengobatan tidak terlalu terbebani.
“Saya selalu mengatakan pada teman-teman, marilah berdamai dengan penyakit dan berdamai dengan kematian. Ketika kita sudah bisa melalui itu semua, enak kok. Saya nggak pernah mengatakan pengobatan itu mudah, nggak. Pengobatan itu nggak enak. Pengobatan kanker itu sangat tidak enak dan menyakitkan,” kata Lestari Moerdijat di Jakarta, Sabtu.
Perjuangan penyintas kanker payudara ini juga harus senantiasa didukung oleh orang-orang terdekat. Dukungan tersebut dapat menjadi sinyal positif bagi mereka yang sudah atau baru divonis kanker payudara.
Baca juga: DWP Dinkes Gorontalo bangun kesadaran deteksi dini kanker payudara
Dari ranah kepemerintahan, Lestari Moerdijat menjelaskan bahwa pemerintah telah mempersiapkan peta jalan (raod map) terkait akses yang memberikan kemudahan kepada para penyintas kanker payudara di Indonesia.
“Ini apresiasi juga kepada pemerintah ya, bahwa langkah-langkah secara konkret telah memberikan akses, kita bicara penyintas, kita bicara mengenai kanker payudara sudah mulai dilakukan atau didengar,” ujar dia.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid mengajak wanita Indonesia untuk memberikan perhatiannya terhadap penyakit tersebut melalui pemeriksaan sejak dini.
Baca juga: Alasan kasus kanker payudara stadium lanjut masih tinggi
Menurut dia, masyarakat Indonesia masih belum memberikan perhatian lebih kepada kanker payudara, sehingga banyak wanita datang di waktu yang sudah sulit untuk mendapatkan penanganan.
“Kanker payudara ini, masih banyak ditemukan ketika datang ke dokter ini setelah mereka divonis dengan tingkat stadium 3-4,” tegas dia di lokasi yang sama.
Terkait kesadaran untuk melakukan pemeriksaan ini, menjadi fokus utama pemerintah dalam mengentaskan kanker payudara.
Baca juga: SADARI sebagai langkah awal deteksi dini kanker payudara
Berbeda dengan negara tetangga, tingkat kesadaran masyarakat di sana sudah cukup besar dengan bahayanya kanker tersebut jika telat ditangani.
“Negara tetangga kita, tingkat kesadarannya itu sudah mencapai 80 persen. Bahkan, di negara maju itu sudah 95 persen. Artinya, kanker ini bisa disembuhkan kalau kita temukan di stadium awal,” kata dia.
Sampai saat ini, kata dia, pemeriksaan kanker payudara yang dilakukan secara mandiri baru mencapai 2 juta orang.
Baca juga: Pengobatan inovatif pasien kanker makin beragam
Baca juga: Dokter ungkap tantangan tangani pasien kanker payudara usia muda
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Alasan kasus kanker payudara stadium lanjut masih tinggi
- 17 Oktober 2025
SADARI sebagai langkah awal deteksi dini kanker payudara
- 17 Oktober 2025
Pengobatan inovatif pasien kanker makin beragam
- 15 Oktober 2025
BMHS terapkan teknologi robot untuk pengangkatan kanker payudara
- 10 Oktober 2025
Dokter ungkap tantangan tangani pasien kanker payudara usia muda
- 10 Oktober 2025
Rekomendasi lain
Hukum dan dalil mengonsumsi minuman keras dalam Islam
- 18 September 2024
Doa pelunas hutang yang diajarkan Rasulullah
- 17 Juli 2024
Kredit motor Honda Vario, DP dan cicilannya
- 4 Oktober 2024
Daftar wahana dan harga tiket masuk Ragunan
- 29 Agustus 2024
Lirik lagu Rio Clappy “Bunga Abadi”
- 12 September 2024
Daftar 20 klub La Liga Spanyol beserta pemain andalan musim 2024/2025
- 10 September 2024






