
AAUI tekan kesenjangan pemahaman soal peran asuransi
- Sabtu, 18 Oktober 2025 12:52 WIB
- waktu baca 2 menit

Nusa Dua, Bali (ANTARA) –
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) berupaya menekan kesenjangan pemahaman soal pentingnya peran asuransi yang masih menjadi tantangan terbesar meningkatkan inklusi asuransi di tanah air.
“Masih banyak masyarakat belum memahami peran pentingnya asuransi sebagai alat perlindungan finansial dan instrumen pembiayaan yang paling diperlukan untuk mengelola risiko,” kata Ketua AAUI Budi Herawan di sela puncak peringatan Hari Asuransi 2025 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali,Sabtu.
Menurut dia, saat ini asuransi bukan lagi sebatas kewajiban melainkan sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat untuk menghadapi risiko yang bisa datang tanpa mengenal waktu seperti bencana alam dan kecelakaan.
Untuk meningkatkan literasi dan kepercayaan publik, pihaknya melakukan sejumlah upaya di antaranya program literasi asuransi nasional terpadu.
“Kami percaya literasi yang kuat akan melahirkan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko dan mitigasi dengan cara proteksi yang berkelanjutan,” ucapnya.
Selain program terpadu, pihaknya juga menggenjot digitalisasi dan transparansi produk melalui kerja sama dengan berbagai pihak untuk merancang standarisasi informasi produk dengan mengadopsi teknologi informasi.
Dengan begitu, lanjut dia, mempermudah masyarakat mengenal, membandingkan dan memahami produk asuransi serta meningkatkan tata kelola dan etika industri.
Senada dengan Budi, Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Yulius Bhayangkara menegaskan peningkatan literasi dan inklusi asuransi masih menjadi pekerjaan rumah dan tantangan sehingga selalu menjadi fokus utama dalam pada peringatan Hari Asuransi tiap tahun.
“Hari Asuransi arahnya jelas, membangun literasi,” kata Yulius.
Tahun ini, AAUI merupakan tuan rumah pelaksanaan Hari Asuransi 2025.
Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2025, capaian indeks literasi dan inklusi di sektor perasuransian mengalami peningkatan.
Ada pun indeks literasi perasuransian meningkat signifikan menjadi 45,45 persen dibandingkan 2024 sebesar 36,9 persen, sedangkan indeks inklusi juga melonjak menjadi 28,50 persen dari tahun sebelumnya mencapai 12,12 persen.
Meski terjadi peningkatan namun, dari data itu masih terdapat kesenjangan antara inklusi dan literasi sehingga menandakan masih ada masyarakat yang menggunakan produk keuangan namun belum memahami sepenuhnya.
“Edukasi dan literasi asuransi perlu dilakukan secara masif dan berkesinambungan, agar asuransi lebih mudah dipahami dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” ucapnya.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Asuransi parametrik bencana didesain agar dapat cair dalam 7-14 hari
- 13 September 2025
Harga saham TUGU rebound 10 persen dalam 5 hari
- 17 April 2025
Musik hari ini, dari “Unplugged” Nirvana hingga asuransi lidah Miley
- 16 Desember 2023
Rekomendasi lain
Perbanyak amalan dzikir di Bulan Rajab: bacaan, latin dan artinya
- 31 Desember 2024
Daftar pelatih Timnas Indonesia dari masa ke masa
- 5 November 2024
Kapan Maulid Nabi 2024 diperingati?
- 15 September 2024
Syarat dan cara membuat kartu kuning pencari kerja
- 14 Oktober 2024
Apakah malam 1 Rajab bertepatan dengan Tahun Baru 2025?
- 31 Desember 2024
Kronologi lengkap kasus Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron
- 13 Maret 2025
Segini besaran gaji karyawan Indomaret dan Alfamart
- 2 November 2024