Di STQH 2025, Ketua LPTQ ungkap peran noken dalam syiar Islam di Papua

Di STQH 2025, Ketua LPTQ ungkap peran noken dalam syiar Islam di Papua

  • Rabu, 15 Oktober 2025 07:36 WIB
  • waktu baca 2 menit
Di STQH 2025, Ketua LPTQ ungkap peran noken dalam syiar Islam di Papua
Rombongan peserta STQH provinsi Papua Barat saat mengikuti lomba di venue Aula Dikbud Sultra untuk cabang musaqah hafalan hadist 100 hadis dengan sanad dan 500 hadist tanpa sanad. ANTARA/La Ode Muh Deden Saputra

Karena untuk pembinaan ke pedalaman itu tidak segampang jalan di daerah, misalkan Indonesia barat. di Papua itu naik turun gunung. Jadi, noken itu membantu

Kendari (ANTARA) – Rombongan Kafilah asal Provinsi Papua Barat tampil dengan membawa tas tradisional khas Papua, noken, saat mengikuti lomba Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional ke-28 di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Para kafilah terlihat memakai tas noken saat mengantarkan qori perwakilan Papua Barat mengikuti lomba Musabaqah Cabang Hadis Golongan Hafalan 100 Hadis Dengan Sanad dan Golongan Hafalan 500 Tanpa Sanad di Aula Dikbud Sultra.

Ketua Harian Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Papua Barat Musakamudi saat ditemui di Kendari, Selasa, menyampaikan sudah ciri khas masyarakat Papua membawa noken di setiap kegiatan, termasuk kegiatan religi, seperti STQH.

Ia menyebut bagi masyarakat Muslim di Papua, penggunaan noken ini memiliki nilai historis dalam mengajar syariat Islam di pedalaman. “Noken ini banyak fungsi, kalau dulu guru-guru mau melatih di kampung-kampung, Al Quran ditaruh di dalam noken,” katanya.

Menurut Musakamudi, penggunaan tas noken ini pula yang mempermudah para penghafal Quran atau guru agama mengajarkan agama islam di tengah kondisi wilayah Papua yang ekstrem karena melawati pegunungan dan hutan.

“Karena untuk pembinaan ke pedalaman itu tidak segampang jalan di daerah, misalkan Indonesia barat. di Papua itu naik turun gunung. Jadi, noken itu membantu,” ujarnya.

Ia menambahkan penggunaan noken juga sesuai nilai filosofis “satu tungku tiga batu”. Istilah ini yang berarti tiga agama besar dianut masyarakat Papua yakni Islam, Kristen Katolik, dan Protestan, hidup berdampingan dan menjunjung tinggi toleransi.

“Tiga agama mayoritas ini bisa bersatu, jadi walaupun berbeda tapi kesatuan, kerukunan beragama tetap terpelihara,” ungkap Musakamudi.

Ia mengatakan Provinsi Papua Barat membawa rombongan 60 kafilah terdiri dari peserta, pendamping, dan ofisial.

Para peserta sudah mengikuti beberapa beberapa perlombaan pada hari ketiga, seperti cabang tilawah kategori anak-anak, hafiz 10 juz kategori putra, musabaqah kategori Karya Tulis Ilmiah (KTIH), serta hafalan hadis.

Musakamudi berharap Papua Barat bisa meraih perolehan maksimal pada pelaksanaan STQH Nasional 2025. Selain itu dengan momen ini pula, kata dia, diharapkan semakin banyak anak-anak asli Papua mau mempelajari Al Quran dan syariat islam.

“Memang terus terang yang menjadi kendala ini khusus di muslim Papua belum berkembang, tapi kita upayakan ke depan mereka masuk pesantren sehingga menjadi modal kita mengikuti STQH atau MTQ nasional nantinya,” kata Musakamudi.

Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Koarmada RI perbaiki sekolah dan rumah ibadah di Tasikmalaya

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Koarmada RI perbaiki sekolah dan rumah ibadah di Tasikmalaya Rabu, 15 Oktober 2025 17:56 WIB waktu baca 2…

    Honda gaet Helm.ai percepat teknologi kemudi otonom dengan AI

    Jakarta (ANTARA) – Honda Motor Co., Ltd. menggandakan investasi pada startup AI asal California, Helm.ai, untuk mendorong terobosan dalam teknologi berkendara otonom dan sistem bantuan pengemudi canggih (ADAS) berbasis kecerdasan…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *