
Titiek Soeharto minta setiap SPPG kantongi SLHS jamin keamanan MBG
- Selasa, 7 Oktober 2025 14:07 WIB
- waktu baca 3 menit

Yogyakarta (ANTARA) – Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto menegaskan setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagai jaminan keamanan pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Harus ada (SLHS) dong. Ini menyangkut nyawa begitu banyak anak-anak, harus benar-benar diawasi. Dia harus punya tanggung jawab,” ujar Titiek usai meninjau pelaksanaan MBG di SDN Pujokusuman 1 Kota Yogyakarta, Selasa.
Menurut Titiek, kebersihan seluruh tahapan penyediaan makanan penting diperhatikan mulai dari proses memasak hingga penyajian bagi anak-anak di sekolah.
Waktu dan cara memasak, kata dia, juga harus diperhatikan agar makanan tetap layak saat dikonsumsi.
“Itu anak-anak cuci piringnya harus bersih. Kemudian, masak juga harus diperhitungkan, jangan masaknya tengah malam, nanti pagi-pagi pas makan udah basi. Itu harus benar-benar diawasi,” tutur dia.
Titiek menyebut pemerintah telah memiliki dan menerapkan mekanisme sanksi bagi SPPG yang tidak menjalankan tugas sesuai ketentuan.
“Kan sudah ada sanksi-sanksi. Sementara yang SPPG yang enggak perform kan diberhentikan dulu, gitu. Tapi kan ini mempengaruhi anak-anak ya, jadi akhirnya enggak dapat makanan gitu. Jadi, ya harus ada sanksinya,” ucapnya.
Baca juga: Anggota DPR: MBG langkah nyata pemerintah demi penguatan gizi anak
Baca juga: Gizi inklusi, saatnya pikirkan MBG anak berkebutuhan khusus
Menanggapi usulan sebagian pihak agar pelaksanaan Program MBG dihentikan sementara sembari evaluasi total, Titiek menilai langkah itu tidak perlu dilakukan secara menyeluruh.
Ia mencontohkan untuk pelaksanaan MBG di Kota Yogyakarta yang sejauh ini relatif tidak bermasalah, menurut dia, tidak perlu turut dihentikan.
“Enggak usah semua diberhentikan. Kayak di Yogyakarta ini kan enggak ada masalah. Masak harus dihentikan, kan kasihan. Jadi ya, yang ada masalah-masalah yang dievaluasi,” ujarnya.
Evaluasi, kata dia, sebaiknya cukup difokuskan pada SPPG yang terbukti bermasalah, sementara penyedia yang lain tetap bisa menjalankan kegiatan agar anak-anak tetap memperoleh asupan bergizi.
Dengan adanya kasus di beberapa daerah, ia meyakini pelaksana di wilayah lain bakal lebih berhati-hati.
“Kalau ada yang salah dievaluasi, yang lain-lainnya ya akan lebih berhati-hati ke depannya. Yang penting higienisitasnya harus diutamakan,” katanya.
Salah seorang siswa SD Pujokusuman 1 Kota Yogyakarta, Daffa mengaku senang dan cocok dengan menu hidangan MBG yang ia santap.
Siswa kelas 6 itu mengaku tidak khawatir dengan kabar soal kasus keracunan MBG di sejumlah daerah, sebab sejauh ini tidak pernah menjumpai masalah serupa di sekolahnya.
“Saya sudah lama dapat MBG. Semoga tambah enak,” ucap dia.
Baca juga: Dinkes Tangerang wajibkan penjamah makanan SPPG miliki sertifikat
Baca juga: 227 murid Sekolah Luar Biasa Negeri Batam terima manfaat MBG
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
Pelaksana MBG yang terus berbenah
- 6 jam lalu
Rekomendasi lain
TPG 2025 cair tepat waktu, ini syarat dan jadwalnya
- 30 Januari 2025
15 ide lomba 17 Agustus lucu dan menarik
- 30 Juli 2024
Siaran langsung Indonesia vs China dapat disaksikan di sini
- 14 Oktober 2024
Panduan KIP kuliah 2025: syarat, cara daftar, dan besaran bantuan
- 26 Desember 2024
Cara cetak NPWP online dengan mudah
- 16 Juli 2024
Bacaan Syahadat dalam tulisan arab dan latin
- 21 Agustus 2024
Lirik lagu “Nemen” oleh NDX AKA dan maknanya
- 9 September 2024