Siswa SMPN 8 Batam minta porsi MBG ditambah

Siswa SMPN 8 Batam minta porsi MBG ditambah

  • Kamis, 25 September 2025 21:06 WIB
  • waktu baca 3 menit
Siswa SMPN 8 Batam minta porsi MBG ditambah
Sejumlah siswa SMP Negeri 8 Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau, tengah menikmati hidangan makan siang program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kamis (25/9/2025). ANTARA/Laily Rahmawaty.

Hampir semua menu makan yang disajikan anak-anak suka, hanya beberapa menu yang mereka tidak suka, seperti telur rebus

Batam (ANTARA) – Sejumlah siswa SMP Negeri 8 Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau, meminta porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) ditambah, karena porsi yang ada sekarang kurang banyak.

“Iya kalau bisa ditambah lebih banyak lagi, karena buat saya kurang banyak,” kata Brian, siswa kelas 9 SMP Negeri Batam saat ditemui di sekolahnya, Kamis.

Porsi MBG kurang banyak dirasakan umumnya oleh siswa laki-laki. Beberapa dari mereka memakan porsi nasi milik rekannya yang tidak hadir, atau mendapat pembagian dari siswa perempuan yang memang makan dalam jumlah sedikit.

Permintaan penambahan porsi MBG ini dikarenakan siswa sudah cocok dengan menu-menu yang disajikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Summerland, sehingga setiap makanan yang dihidangkan bisa dinikmati oleh seluruh siswa.

Baca juga: Polres Karimun bantu evakuasi siswa SMPN 2 diduga keracunan MBG

“Menunya enak-enak semua, hari ini ada semur ayam, tempe mendoan, sayur dan buah melon,” kata Nadia, siswa kelas 9.1 SMP Negeri 8.

Sebelum dibagikan ke siswa, kondisi MBG yang disajikan dalam ompreng berbahan steinless steel itu mengeluarkan aroma wangi yang mengundang selera makan.

Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Batam Rosmiati mengatakan sekolahnya yang pertama mendapatkan program MBG untuk di Kecamatan Nongsa. Program MBG sudah berjalan selama empat bulan.

Total ada 800 orang siswa SMP Negeri 8 yang setiap hari menerima MBG yang disuplai dari SPPG Summerland oleh mitra SIA.

“Hampir semua menu makan yang disajikan anak-anak suka, hanya beberapa menu yang mereka tidak suka, seperti telur rebus,” katanya.

Baca juga: BGN optimistis target 120 dapur SPPG di Batam tercapai tahun 2025

Menurut dia, tidak ada makanan yang bersisa. Jika ada lauk atau telur yang tidak dikonsumsi oleh siswa, pihak sekolah akan mengumpulkannya, untuk dibagikan kepada siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Rosmiati juga mengklaim, MBG tidak mempengaruhi pendapatan kantin yang ada di sekolah.

“Sejak ada MBG, kantin di sekolah tetap biasa normal penjualannya, tidak ada pengurangan pendapatan. Karena siswa tetap jajan sebelum makan-makanan MBG,” ujarnya.

Di sisi lain, program MBG juga melatih siswa disiplin dalam mengkoordinasikan penyaluran paket MBG ke kelas masing-masing.

Baca juga: Gubernur Kepri ingatkan ahli gizi SPPG kontrol ketat pengolahan MBG

Pihak sekolah memberdayakan siswa yang piket untuk mengambil dan menghantarkan ompreng (food tray) MBG dari kantor ke kelas masing-masing. Untuk pengambilan dilakukan oleh siswa laki-laki, ketika ompreng sudah selesai atau kosong dibawa oleh siswa perempuan.

“Kalau mengambil kan masih berisi makanan berat omprengannya, makanya diambil sama siswa laki-laki, kalau sudah selesai makan yang pulangin ompreng siswa perempuan,” ujarnya.

Rosmiati menambahkan pihaknya melakukan langkah pencegahan agar tidak terjadi kejadian keracunan MBG di sekolah, dengan mengedukasi siswa agar sebelum mengkonsumsi untuk memperhatikan kondisi makanannya.

Baca juga: Anggota DPR soroti dugaan SPPG fiktif dalam program MBG di Kepri

“Jadi kami sampaikan ke siswa, sebelum dikonsumsi, perhatikan dulu kondisi makanannya, seperti aromanya, dan bentuknya apakah berlendir atau tidak, guna mencegah kejadian keracunan makanan,” katanya.

Terpisah Kepala SPPG Kota Batam SIA Cyntia Yunica Putri mengatakan pihaknya memiliki SOP untuk memproduksi MBG, mulai dari penyaluran barang bahan makanan, persiapan kedatangan bahan pangan, kemudian pengolahan juga diawasi agar makanan benar-benar masak, dan ruangan pengolahan steril dari sektor lainnya, hingga SOP pendistribusia.

Cyntia menyebut pihaknya rutin turun ke sekolah-sekolah untuk memantau program MBG apakah berjalan lancar dan tidak ada kendala di lapangan.

“Selama pemantauan, kami berinteraksi dengan anak-anak, menanyakan apakah suka dengan menu makanan, serta evaluasi menu apa saja yang belum ada,” katanya.

Baca juga: Komisi IX DPR tekankan dapur umum MBG harus memiliki standar kelayakan

Baca juga: BGN jalin komunikasi dengan sekolah di Natuna cegah alergi siswa

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    BSSN: Mengabaikan peretas portal pemerintah buka celah kerentanan baru

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi BSSN: Mengabaikan peretas portal pemerintah buka celah kerentanan baru Jumat, 26 September 2025 00:56 WIB waktu baca 2…

    Polres Mabar dan Konjen Jepang bahas keamanan bagi wisatawan

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Polres Mabar dan Konjen Jepang bahas keamanan bagi wisatawan Jumat, 26 September 2025 00:45 WIB waktu baca 2…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *