Kualitas beras di tengah kebijakan serap gabah “any quality”

Telaah

Kualitas beras di tengah kebijakan serap gabah “any quality”

  • Oleh Entang Sastraatmadja*)
  • Jumat, 5 September 2025 04:29 WIB
  • waktu baca 5 menit
Kualitas beras di tengah kebijakan serap gabah “any quality”
Sejumlah petani di Desa Panawuan Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memisahkan padi dan jerami sebelum dibeli Tim Jemput Gabah Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon seharga Rp6.500 per kilogram, Sabtu (9/8/2025). ANTARA/Harianto

Menyerap gabah any quality memang ujian berat, tetapi juga kesempatan untuk membangun sistem pangan yang lebih tangguh dan inklusif

Jakarta (ANTARA) – Kebijakan Perum Bulog untuk menyerap gabah dengan skema any quality menjadi ujian berat sekaligus tantangan besar bagi tata kelola pangan nasional.

Kebijakan ini berarti Bulog menerima gabah petani tanpa mensyaratkan kadar air, tingkat kebersihan, ataupun standar mutu tertentu sebagaimana biasanya berlaku dalam perdagangan gabah.

Langkah ini membuka ruang bagi petani untuk menjual hasil panen mereka tanpa terhambat standar teknis. Namun, di sisi lain menuntut strategi pengelolaan yang jauh lebih kompleks untuk memastikan kualitas beras yang dihasilkan tetap layak dikonsumsi dan aman bagi masyarakat.

Setidaknya ada lima alasan penting di balik keputusan Bulog menyerap gabah any quality.

Pertama, kebijakan ini bertujuan meningkatkan ketersediaan pangan nasional dengan memastikan pasokan gabah melimpah di pasar dan menjaga stabilitas harga beras.

Kedua, memberikan dukungan nyata kepada petani agar hasil panen mereka terserap dengan baik, sehingga mereka memperoleh kepastian pendapatan dan keberlanjutan usaha.

Ketiga, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya nasional. Dengan menerima gabah dari berbagai tingkat kualitas, Bulog dapat memaksimalkan potensi produksi dan efisiensi pengelolaan pangan di tengah keterbatasan lahan dan tingginya kebutuhan nasional.

Keempat, kebijakan ini menjadi langkah antisipasi menghadapi potensi krisis pangan, memastikan cadangan beras pemerintah tetap terjaga untuk kebutuhan darurat.

Kelima, memberikan peluang bagi Bulog untuk meningkatkan kualitas gabah melalui proses pengeringan, pengolahan, dan pemurnian lebih lanjut, sehingga menghasilkan beras yang lebih baik bagi konsumen.

Baca juga: Gabah “any quality” dan pentingnya menjaga cadangan pangan berkualitas

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Koalisi Jurnalis minta Polda Bali tindak lanjuti laporan intimidasi

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Koalisi Jurnalis minta Polda Bali tindak lanjuti laporan intimidasi Minggu, 7 September 2025 15:32 WIB waktu baca 5…

    Waspadai modus phishing gunakan halaman login universitas palsu

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Waspadai modus phishing gunakan halaman login universitas palsu Minggu, 7 September 2025 15:32 WIB waktu baca 3 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *