
Telaah
80 Tahun Merdeka: kemiskinan turun, harapan naik
- Oleh Nuri Taufiq, Lili Retnosari *)
- Rabu, 20 Agustus 2025 12:55 WIB
- waktu baca 6 menit

Statistik kemiskinan bukan hanya penanda progres, melainkan juga kompas moral yang mengingatkan kita. Merdeka bukan hanya soal bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari kemiskinan dan ketertinggalan
Jakarta (ANTARA) – Indonesia memasuki usia 80 tahun kemerdekaan pada Agustus 2025. Delapan dekade bukanlah waktu yang singkat, melainkan perjalanan panjang sebuah bangsa menuju cita-cita yang diikrarkan dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum.
Peringatan 80 tahun kemerdekaan ini menjadi momentum refleksi: sudahkah janji kemerdekaan benar-benar hadir dalam kehidupan setiap warga?
Kabar baik datang memperkuat perayaan ini. Pada 25 Juli 2025 yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru, tingkat kemiskinan nasional pada Maret 2025 tercatat sebesar 8,47 persen atau sekitar 23,85 juta orang. Angka ini turun dari 9,03 persen pada Maret 2024.
Penurunan tampak kecil, tetapi tetap signifikan di tengah ketidakpastian global, harga pangan yang bergejolak, risiko resesi di negara maju, hingga dampak perubahan iklim yang makin nyata. Indonesia berhasil menunjukkan daya tahan ekonomi sekaligus kemampuan melindungi masyarakatnya.
Lebih jauh, untuk pertama kalinya, BPS merilis angka kemiskinan ekstrem nasional. Dengan mengadopsi spatial deflator, alat untuk mengoreksi perbedaan harga antarwilayah yang lebih presisi dan selaras dengan rekomendasi internasional, termasuk Bank Dunia.
Hasilnya, penduduk miskin ekstrem pada Maret 2025 turun menjadi 0,85 persen atau 2,38 juta orang, dari 0,99 persen (2,78 juta orang) pada September 2024. Capaian ini memberi pesan penting, reformasi sosial dan ketahanan ekonomi kita bukan sekadar jargon, melainkan hasil nyata dari upaya bersama.
Namun, di balik angka yang menurun, penting diingat bahwa statistik bukanlah sekadar angka. Setiap persen yang berkurang mewakili ratusan ribu keluarga yang berhasil keluar dari jerat kemiskinan, tetapi juga mengingatkan bahwa masih ada puluhan juta warga yang hidup dalam keterbatasan.
Itulah mengapa, dalam perayaan 80 tahun Indonesia merdeka, capaian ini bukan hanya alasan untuk berbangga, tetapi juga pengingat akan tanggung jawab kolektif yang masih besar.
Baca juga: Angka kemiskinan turun, Kemenko PM perkuat pemberdayaan masyarakat
Baca juga: Rosan maknai HUT 80 RI merdeka dari kemiskinan, korupsi, dan kebodohan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
PT Timah bantu keluarga miskin ekstrem di Bangka Selatan
- Kemarin 16:03
DPRD Jateng: Penanganan kemiskinan perlu pendekatan komprehensif
- 15 Agustus 2025
Rekomendasi lain
Cara cek Kartu Keluarga secara online
- 19 Agustus 2024
Mengenal sejarah dan filosofi baju adat Betawi
- 28 Agustus 2024
Mengenal amalan membaca Yasin Fadhilah
- 24 Juli 2024
Cara beli tiket Ragunan via online dengan aplikasi
- 29 Agustus 2024
10 orang terkaya di Asia, salah satunya dari Indonesia!
- 15 Agustus 2024