80 Tahun Merdeka: kemiskinan turun, harapan naik

Telaah

80 Tahun Merdeka: kemiskinan turun, harapan naik

  • Oleh Nuri Taufiq, Lili Retnosari *)
  • Rabu, 20 Agustus 2025 12:55 WIB
  • waktu baca 6 menit
80 Tahun Merdeka: kemiskinan turun, harapan naik
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kanan) berbincang dengan siswa saat kunjungan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Bogor, Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Cibinong. Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/7/2025). Kunjungan Menteri Sosial di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di sekolah rakyat tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa program ini berjalan efektif dalam mencapai tujuan utamanya yaitu memberikan pendidikan berkualitas dan memutus mata rantai kemiskinan. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

Statistik kemiskinan bukan hanya penanda progres, melainkan juga kompas moral yang mengingatkan kita. Merdeka bukan hanya soal bebas dari penjajahan, tetapi juga bebas dari kemiskinan dan ketertinggalan

Jakarta (ANTARA) – Indonesia memasuki usia 80 tahun kemerdekaan pada Agustus 2025. Delapan dekade bukanlah waktu yang singkat, melainkan perjalanan panjang sebuah bangsa menuju cita-cita yang diikrarkan dalam Pembukaan UUD 1945, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum.

Peringatan 80 tahun kemerdekaan ini menjadi momentum refleksi: sudahkah janji kemerdekaan benar-benar hadir dalam kehidupan setiap warga?

Kabar baik datang memperkuat perayaan ini. Pada 25 Juli 2025 yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru, tingkat kemiskinan nasional pada Maret 2025 tercatat sebesar 8,47 persen atau sekitar 23,85 juta orang. Angka ini turun dari 9,03 persen pada Maret 2024.

Penurunan tampak kecil, tetapi tetap signifikan di tengah ketidakpastian global, harga pangan yang bergejolak, risiko resesi di negara maju, hingga dampak perubahan iklim yang makin nyata. Indonesia berhasil menunjukkan daya tahan ekonomi sekaligus kemampuan melindungi masyarakatnya.

Lebih jauh, untuk pertama kalinya, BPS merilis angka kemiskinan ekstrem nasional. Dengan mengadopsi spatial deflator, alat untuk mengoreksi perbedaan harga antarwilayah yang lebih presisi dan selaras dengan rekomendasi internasional, termasuk Bank Dunia.

Hasilnya, penduduk miskin ekstrem pada Maret 2025 turun menjadi 0,85 persen atau 2,38 juta orang, dari 0,99 persen (2,78 juta orang) pada September 2024. Capaian ini memberi pesan penting, reformasi sosial dan ketahanan ekonomi kita bukan sekadar jargon, melainkan hasil nyata dari upaya bersama.

Namun, di balik angka yang menurun, penting diingat bahwa statistik bukanlah sekadar angka. Setiap persen yang berkurang mewakili ratusan ribu keluarga yang berhasil keluar dari jerat kemiskinan, tetapi juga mengingatkan bahwa masih ada puluhan juta warga yang hidup dalam keterbatasan.

Itulah mengapa, dalam perayaan 80 tahun Indonesia merdeka, capaian ini bukan hanya alasan untuk berbangga, tetapi juga pengingat akan tanggung jawab kolektif yang masih besar.

Baca juga: Angka kemiskinan turun, Kemenko PM perkuat pemberdayaan masyarakat

Baca juga: Rosan maknai HUT 80 RI merdeka dari kemiskinan, korupsi, dan kebodohan

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Dubes: I-EAEU FTA bisa bebaskan bea impor bagi hampir 90 persen barang

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Dubes: I-EAEU FTA bisa bebaskan bea impor bagi hampir 90 persen barang Rabu, 20 Agustus 2025 15:57 WIB…

    BI kembali kurangi SRBI demi dorong likuiditas, posisi akhir Rp720 T

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi BI kembali kurangi SRBI demi dorong likuiditas, posisi akhir Rp720 T Rabu, 20 Agustus 2025 15:57 WIB waktu…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *