Warga Israel unjuk rasa, kecam rencana pendudukan kembali Gaza

Warga Israel unjuk rasa, kecam rencana pendudukan kembali Gaza

  • Minggu, 10 Agustus 2025 16:54 WIB
  • waktu baca 2 menit
Warga Israel unjuk rasa, kecam rencana pendudukan kembali Gaza
Warga Palestina mengais sampah untuk mencari sisa-sisa makanan yang masih dapat mereka konsumsi untuk bertahan hidup di tengah krisis kelaparan di Gaza, Palestina, Senin (28/7/2025). ANTARA FOTO/Reuters/Dawoud Abu Alkas/bar

Istanbul (ANTARA) – Puluhan ribu demonstran Israel memblokade jalan-jalan pusat kota Tel Aviv, menuntut kesepakatan pertukaran tahanan dengan faksi-faksi Palestina, serta menyuarakan penolakan terhadap keputusan terbaru pemerintah untuk menduduki kembali Jalur Gaza.

Kanal 12 Israel melaporkan bahwa sekitar 60.000 pengunjuk rasa berkumpul di Hostage Square, Tel Aviv, Sabtu malam (9/8) waktu setempat dan menutup sejumlah ruas jalan di pusat kota sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu.

Demonstrasi anti-pemerintah di Israel terus meningkat sejak Netanyahu menyetujui rencana pendudukan penuh atas Jalur Gaza, kebijakan yang menurut keluarga para sandera Israel dan kalangan militer justru membahayakan keselamatan para tawanan dan menguras sumber daya militer.

“Anak-anak kami masih berada di Gaza karena seseorang memutuskan untuk meninggalkan mereka,” kata pernyataan keluarga para sandera Israel yang dibacakan dalam aksi tersebut.

“Keputusan Netanyahu terkait Gaza bertentangan dengan pendapat Kepala Staf IDF (Eyal Zamir) dan mengorbankan anak-anak kami,” ucap mereka mengingatkan sambil menegaskan bahwa tindakan pemerintah “tidak sejalan dengan kepentingan negara maupun rakyat.”

Zamir menentang rencana pendudukan kembali Gaza yang diusung Netanyahu dan menyebutnya sebagai “jebakan strategis” yang akan menguras kekuatan militer selama bertahun-tahun serta membahayakan nyawa para sandera.

Israel sedang menghadapi kemarahan yang terus memuncak, baik di dalam negeri maupun internasional, atas perang mematikan yang dilancarkan di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 61.300 orang sejak Oktober 2023. Kampanye militer tersebut juga telah menghancurkan wilayah kantong tersebut dan membawanya ke ambang kelaparan.

Pada November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanan, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkan di wilayah kantong tersebut.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Ratusan warga Israel demo tuntut pemerintahnya akhir perang Gaza

​​​​​​​Baca juga: Rusia: Krisis kemanusiaan kian parah jika Israel kuasai Gaza

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    WBC tempatkan Manny Pacquiao di peringkat satu kelas welter

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Tinju WBC tempatkan Manny Pacquiao di peringkat satu kelas welter Minggu, 10 Agustus 2025 19:52 WIB waktu baca…

    Inggris “diam-diam” siapkan rencana akhiri konflik Israel-Palestina

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Inggris “diam-diam” siapkan rencana akhiri konflik Israel-Palestina Minggu, 10 Agustus 2025 19:51 WIB waktu baca 2 menit Ilustrasi…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *