
Dokter sebut busui tetap butuh konsultasi untuk konsumsi ASI booster
- Senin, 4 Agustus 2025 03:02 WIB
- waktu baca 2 menit

ASI Booster itu pilihan yang kesekian. Justru yang penting pelekatan dan posisinya harus betul. Itu adalah basic. Kalau pelekatan dan posisinya betul tentu pemberian ASI-nya lebih baik…,
Jakarta (ANTARA) – Badan Peningkatan dan Pengembangan ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP2ASI IDAI) Dr.dr Wiyarni Pambudi, Sp.A., Subsp.Neo(K) menyebutkan ibu menyusui (busui) tetap membutuhkan konsultasi untuk mengonsumsi suplemen ASI booster dalam rangka meningkatkan volume Air Susu Ibu (ASI) untuk diberikan pada bayi.
Hal itu disampaikan mengingat saat ini marak produk suplemen ASI booster yang bisa dibeli secara bebas dan kerap direkomendasikan oleh sesama ibu menyusui di media sosial padahal setiap kondisi ibu menyusui berbeda.
“Ini perlu disampaikan ke masyarakat bahwa penggunaan ASI booster itu tetap harus ada indikasi medis. Pemilihannya tetap berbasis bukti ilmiah seperti zat apa yang memang potent dan aman untuk digunakan sebagai ASI Booster,” kata dokter Wiyarni dalam sesi tanya jawab webinar yang diselenggarakan IDAI, Minggu.
Lebih lanjut, ia mengingatkan agar ibu-ibu menyusui tidak mengandalkan ASI booster dalam menyukseskan pemberian ASI kepada buah hatinya dan justru bisa mempertimbangkan untuk memastikan proses pemberian ASI-nya tepat.
Baca juga: BPOM respons isu minuman bubuk yang dipromosikan untuk ibu menyusui
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Ketua Satgas ASI IDAI Dr. dr. Naomi Esthernita F.D., Sp.A., Subsp.Neo(K) yang menyebutkan, pemberian ASI yang sukses justru bisa terjadi dengan pelekatan dan posisi pemberian ASI yang tepat.
Selain itu, ibu menyusui juga lebih baik melakukan manajemen stres yang tepat sehingga bisa percaya diri dalam pemberian ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhan.
“ASI Booster itu pilihan yang kesekian. Justru yang penting pelekatan dan posisinya harus betul. Itu adalah basic. Kalau pelekatan dan posisinya betul tentu pemberian ASI-nya lebih baik. Kemudian juga kelola stres ibunya, kalau dikasih ASI booster segerobak tapi kalau pelekatan salah dan stres yang mungkin tetap ga bisa (pemberian ASI-nya sukses),” kata dokter Naomi.
Pemberian ASI eksklusif kepada bayi khususnya dari usia 0-6 bulan menjadi salah satu program prioritas Kementerian Kesehatan.
Baca juga: IDAI sebut sejumlah inisiatif untuk tingkatkan pemberian ASI nasional
Hal ini dikarenakan ASI terbukti memiliki banyak manfaat untuk bayi di antaranya meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit infeksi bakteri seperti diare hingga infeksi saluran nafas, menjaga berat badan ideal bayi, hingga membuat bayi lebih cerdas karena tingginya asam lemak dalam ASI.
Meski begitu, pemberian ASI kepada bayi kerap mengalami kendala karena kurangnya edukasi ibu menyusui terkait proses pemberian ASI selama masa kehamilan ataupun sesudah bayi lahir.
Baca juga: Dokter: Dukungan emosional dari lingkungan penting untuk ibu menyusui
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Komentar
Berita Terkait
BPOM respons isu minuman bubuk yang dipromosikan untuk ibu menyusui
- 19 Februari 2025
Pemberian ASI donor pada bayi perlu dipastikan keamanannya
- 20 November 2024
Pemberian ASI berpengaruh kurangi risiko kanker payudara
- 16 Oktober 2024
Dukungan konselor laktasi perlu disediakan di tempat kerja
- 8 Agustus 2024
Rekomendasi lain
Lirik lagu Lyodra – “Pesan Terakhir” karya Mario G Klau
- 13 September 2024
20 tempat wisata menarik buat berlibur di akhir tahun 2024
- 28 Oktober 2024
Lirik lagu “Tak Lagi Sama” dari NOAH
- 19 Juli 2024
Cara screenshot di ponsel Oppo, bisa tanpa tombol fisik
- 3 Oktober 2024
Cara mengaktifkan M-Banking BCA yang terblokir tanpa harus ke Bank
- 19 Februari 2025