Mari Elka: Nilai kemitraan dua negara tak hanya dari perdagangan

Mari Elka: Nilai kemitraan dua negara tak hanya dari perdagangan

  • Jumat, 4 Juli 2025 02:18 WIB
  • waktu baca 3 menit
Mari Elka: Nilai kemitraan dua negara tak hanya dari perdagangan
(ki-ka): Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier, Penasihat Khusus Presiden untuk Perdagangan Internasional dan Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu, dan Duta Bisnis Australia untuk Indonesia Jennifer Westacott di sela-sela acara peringatan “Lima Tahun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA)” di Jakarta, Kamis (3/7/2025). ANTARA/Cindy Frishanti

Jadi saya yakin layanan akan menjadi bagian yang sangat penting dalam melihat hubungan perdagangan

Jakarta (ANTARA) – Penasihat Khusus Presiden untuk Perdagangan Internasional dan Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu mengatakan nilai sebuah kemitraan antara dua negara tidak hanya dilihat dari defisit atau surplus perdagangan, tetapi juga dari kemitraan komprehensifnya.

“Keuntungan dari partnership ini bukan saja di trade … jangan hanya lihat goods (barang), ada services (jasa),” kata Mari di sela-sela acara peringatan “Lima Tahun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA)” di Jakarta, Kamis.

Menurut Mari, kemitraan Indonesia dan Australia juga termasuk dalam hubungan antar-masyarakat, seperti pemberian beasiswa bagi pelajar Indonesia dan melakukan kerja sama dalam bidang penelitian.

“Jumlah mahasiswa Indonesia yang ke Australia itu sekitar 24.000. Mungkin sekitar 25 persen dari mahasiswa yang keluar negeri itu ke Australia,” tambah Mari.

Baca juga: Perdagangan RI-Australia tumbuh, IA-CEPA akan direviu

Karena itulah, Mari menilai bahwa hal-hal yang mempererat Indonesia dan Australia dalam kemitraan ekonomi komprehensif selain dari perdagangan adalah hubungan antar masyarakat kedua negara, jasa dan investasi.

“Kita juga mendapatkan manfaat dari layanan pendidikan di sana. Jadi saya yakin layanan akan menjadi bagian yang sangat penting dalam melihat hubungan perdagangan,” ujar Mari.

Menurut Mari, memiliki rantai pasokan yang lebih beragam diperlukan guna menghadapi ketidakpastian terkait perdagangan dan investasi global, menekankan bahwa Indonesia dan Australia dapat saling melengkapi untuk menciptakan rantai pasokan yang beragam tersebut.

Dia pun berharap agar tinjauan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) akan semakin meningkatkan hubungan kedua negara.

Baca juga: China menentang semua kesepakatan tarif yang rugikan kepentingannya

Sementara itu, Duta Bisnis Australia untuk Indonesia Profesor Jennifer Westacott AC mengatakan tinjauan IA-CEPA merupakan kesempatan besar kedua negara dalam meningkatkan kerja sama dalam bidang agribisnis, transisi energi, pendidikan dan ekonomi digital.

“Melalui perjanjian ini, kita benar-benar melihat momentum besar dalam hubungan perdagangan,” ujar Westacott, menambahkan bahwa IA-CEPA secara praktis adalah melatih orang-orang, menciptakan lapangan kerja dan menciptakan kemakmuran

Westacott menegaskan bahwa sangat penting bagi Indonesia dan Australia untuk menggunakan dan meninjau IA-CEPA guna memperkuat hubungan dan kemakmuran kedua negara.

Baca juga: Kemenhut dalami perdagangan 711 ekor burung liar di Sumsel

Westacott adalah Duta Bisnis pertama Australia untuk Indonesia, di mana dia telah memimpin dua misi dagang dan investasi dalam bidang teknologi dan keterampilan ramah lingkungan, yang keduanya adalah bagian dari inisiatif Australia Southeast Business Exchange yang baru dibentuk.

Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) diberlakukan pada 5 Juli 2020, dan sejak saat itu, perdagangan bilateral antara kedua negara menunjukkan peningkatan sebesar dua kali lipat.

Perdagangan gabungan barang dan jasa tumbuh dari 17,7 miliar dolar Australia (sekitar Rp188,7 triliun) pada 2019 menjadi 35,4 miliar dolar Australia (sekitar Rp377,4 triliun) pada 2024.

Kini, Indonesia mengekspor lebih banyak barang dan jasa ke Australia, dan mencatat surplus perdagangan dengan Australia sebesar 3,13 miliar dolar Australia (sekitar Rp33,3 triliun) pada 2024.

Baca juga: Wamendag bertemu PM Selandia Baru, bicarakan peningkatan perdagangan

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Wamen ESDM: Tarif LPG satu harga akan ditentukan pemerintah pusat

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Wamen ESDM: Tarif LPG satu harga akan ditentukan pemerintah pusat Jumat, 4 Juli 2025 15:25 WIB waktu baca…

    DIY usulkan empat lokasi Kampung Nelayan Merah Putih ke KKP

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi DIY usulkan empat lokasi Kampung Nelayan Merah Putih ke KKP Jumat, 4 Juli 2025 15:24 WIB waktu baca…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *