
RI-Australia canangkan program Kampus Bersama
- Selasa, 3 Juni 2025 10:21 WIB
- waktu baca 3 menit

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah RI melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Pemerintah Australia mencanangkan berbagai kerja sama bidang pendidikan tinggi, melalui sejumlah program, seperti Kampus Bersama dan Joint Program.
“Tentu saja kita memiliki sejarah panjang kerja sama, terutama di sektor pendidikan tinggi, sains, dan teknologi. Saya sangat antusias untuk mendiskusikan rencana pembaruan MoU (nota kesepahaman) sebagai langkah awal untuk memperkuat kolaborasi kita ke depan,” kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut mengemuka saat dia menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Australia untuk Indonesia Roderick Brazier di Kantor Kemdiktisaintek di Jakarta, Senin (2/6).
Ia mengapresiasi kontribusi Pemerintah Australia dalam mendukung pembangunan pendidikan di Indonesia, termasuk melalui kehadiran kampus cabang universitas-universitas ternama Australia, seperti Monash University di Jakarta, Deakin University di Bandung, dan Western Sydney University di Surabaya.
“Saya pribadi berharap universitas-universitas Australia dapat membuka lebih banyak program studi di kampus cabangnya di Indonesia, agar lebih berkelanjutan dan memberikan pilihan lebih luas bagi mahasiswa Indonesia,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah perkuat kerja sama bidang pendidikan tinggi dengan Rusia
Ia mengusulkan pengembangan model kolaborasi pendidikan yang lebih terintegrasi dengan mendorong kampus berasal dari Australia tidak hanya membuka kampus baru, tetapi juga membangun program bersama langsung di kampus mitra Indonesia sejak awal perkuliahan.
“Dibandingkan sistem 3+1 yang terpisah, saya membayangkan program Joint Degree yang benar-benar dibangun bersama dari awal, dengan dosen dan kurikulum dari kedua belah pihak, serta pembelajaran yang berlangsung secara paralel di Indonesia dan Australia,” katanya.
Menteri Brian berharap, program-program seperti Visiting Professor dan Joint Degree dapat segera terwujud.
Menurut dia, kolaborasi ini akan membawa manfaat nyata, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi penguatan ekosistem riset dan inovasi kedua negara.
Dubes Brazier menyatakan kesiapan Pemerintah Australia menjajaki konsep tersebut lebih lanjut bersama tim dari Kemdiktisaintek.
Ia menyampaikan rencana penyelenggaraan sejumlah agenda di bawah payung kerja sama KONEKSI, termasuk acara penghargaan bagi penerima hibah Just Energy Transition serta knowledge exchange pada Oktober mendatang.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa Pemerintah Australia berharap dapat menjajaki fleksibilitas tambahan untuk pengembangan program studi baru di kampus-kampus cabangnya di Indonesia.
“Kami ingin anda tahu bahwa Australia selalu terbuka untuk para pemikir terbaik dari Indonesia. Hingga kini, ada lebih dari 200.000 alumni asal Indonesia, termasuk beberapa menteri kabinet saat ini,” ucap Roderick Brazier.
Baca juga: Pemerintah perkuat kerja sama pendidikan tinggi dengan Yordania
Baca juga: Pemerintah RI siap lakukan kolaborasi pendidikan tinggi dengan Prancis
Baca juga: Pemerintah dorong kolaborasi pendidikan tinggi dengan NTU Singapura
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Cara membuat kartu kuning pencari kerja bisa secara online
- 14 Oktober 2024
Hukum menikahi janda dalam Islam
- 14 September 2024
Cara dan syarat gadai laptop di Pegadaian
- 2 Agustus 2024
Cara mengaktifkan kembali BPJS Kesehatan yang non-aktif
- 17 Februari 2025
Rekrutmen PPPK 2024 dibuka, apa saja persyaratan daftarnya?
- 2 September 2024
Cara mengaktifkan kartu Telkomsel yang hangus
- 17 Juli 2024
Rincian besaran UMP dan UMK Jawa Barat 2025
- 20 Desember 2024
Cara mudah aktivasi kembali kartu XL yang hangus
- 17 Juli 2024