
“Nyanyi Sunyi Dalam Rantang” diharapkan jadi autokritik masyarakat
- Sabtu, 10 Mei 2025 01:45 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap film “Nyanyi Sunyi Dalam Rantang” yang diproduksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) dapat menjadi autokritik bagi masyarakat.
“Kita bisa mengoreksi terhadap diri kita apa yang sudah kita lakukan, apa yang kita kerjakan, untuk perbaikan-perbaikan masa depan,” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto di salah satu bioskop di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/5).
Ia optimis bahwa film tersebut dapat meningkatkan upaya pencegahan korupsi di masyarakat dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi.
Karena itu, dia mendorong agar “nonton bareng” film tersebut diupayakan pemerintah melalui kementerian/lembaga hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kemudian yang berikutnya, ini juga harus kita berdayakan, 'influencer' (pemengaruh), kemudian kelompok-kelompok tertentu, untuk bisa melihat bahwa film ini bermanfaat bagi semuanya,” ujarnya.
Baca juga: Penyidik KPK jadi saksi di sidang Hasto untuk buktikan dakwaan
Baca juga: Stranas PK – Garin Nugroho rilis film untuk rayakan Hari Antikorupsi
Pelaksana Tugas Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Aminudin mengatakan bahwa film “Nyanyi Sunyi dalam Rantang” merupakan wujud nyata dari upaya komunikasi publik yang dilakukan Stranas PK.
“Kami percaya bahwa pencegahan korupsi bukan hanya soal perbaikan tata kelola, tetapi juga tentang narasi yang kuat dan kesadaran kolektif yang terbangun,” katanya.
Melalui kisah-kisah yang terinspirasi dari realitas pahit dan ketidakadilan, film ini diharapkan dapat mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam mengawasi dan menuntut transparansi.
Pada kesempatan yang sama, sutradara “Nyanyi Sunyi Dalam Rantang”, Garin Nugroho berharap filmnya dapat memicu karya lain dengan tema serupa.
“Semoga dari renungan itu akan banyak film-film tentang masalah-masalah hukum karena memang hukum dan masalah korupsi menjadi sesuatu yang sistemis dan jarang ditayangkan ataupun dibuka dengan suatu partisipasi yang cukup serius,” kata Garin.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Wamendagri: Digitalisasi penting untuk persempit ruang korupsi
- 9 Desember 2024
Rekomendasi lain
Syarat dan cara membuat kartu kuning pencari kerja
- 14 Oktober 2024
Daftar 21 pasal yang diubah dalam UU Cipta Kerja
- 1 November 2024
Pengertian dan fungsi Danantara hingga manfaatnya untuk Indonesia
- 26 Februari 2025
Benarkah Meta AI di WhatsApp bisa menghasilkan uang?
- 27 Desember 2024
Bolehkah kredit motor dalam ajaran Islam?
- 15 Agustus 2024