Profil Robert Francis Prevost yang terpilih jadi Paus Leo XIV

Profil Robert Francis Prevost yang terpilih jadi Paus Leo XIV

  • Jumat, 9 Mei 2025 07:54 WIB
  • waktu baca 4 menit
Profil Robert Francis Prevost yang terpilih jadi Paus Leo XIV
Tangkapan layar – Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat sebagai Paus terpilih ke-267 dengan nama Paus Leo XIV menyapa ribuan umat Katolik yang berkumpul di alun-alun Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025) waktu setempat. ANTARA/Vatican Media/aa.

Jakarta (ANTARA) – Gereja Katolik Roma memasuki babak sejarah baru dengan terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV. Ia menjadi Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat dan juga dari Ordo Augustinian sejak abad ke-15, menandai momen penting dalam sejarah kepausan modern.

Pemilihan Paus Leo XIV berlangsung dalam Konklaf yang diadakan pada 7-8 Mei 2025, menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 di usia 88 tahun. Proses ini diikuti oleh para kardinal dari berbagai negara yang berkumpul di Vatikan untuk menentukan pemimpin baru Gereja Katolik.

Baca juga: Paus baru terpilih pada konklaf hari kedua

Proses konklaf dan pemilihan

Konklaf 2025 dihadiri oleh 133 dari 135 kardinal yang memenuhi syarat sebagai pemilih. Setelah melalui empat putaran pemungutan suara selama dua hari, pada 8 Mei pukul 18:07 waktu setempat, asap putih akhirnya mengepul dari cerobong Kapel Sistina, menandakan terpilihnya Paus baru dan mengakhiri masa sede vacante.

Tidak lama setelah itu, Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti muncul di balkon Basilika Santo Petrus dan mengumumkan “Habemus Papam” kepada umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Ia memperkenalkan Paus Leo XIV sebagai pemimpin baru Gereja Khatolik, disambut sorak sukacita dari ribuan umat yang hadir.

Profil Robert Francis Prevost (Paus Leo XIV)

Robert Francis Prevost lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois, dari keluarga berdarah Prancis, Italia, dan Spanyol. Ia bergabung dengan Ordo Santo Agustinus pada 1977 dan ditahbiskan sebagai imam lima tahun kemudian, pada 1982, menandai awal pelayanannya dalam kehidupan religius dan pastoral.

Pendidikan teologinya mencakup gelar Master of Divinity dari Catholic Theological Union di Chicago, serta Lisensiat dan Doktor Hukum Kanonik dari Universitas Kepausan Santo Tomas Aquinas di Roma. Latar belakang akademis yang kuat ini menjadi fondasi penting dalam perjalanannya menuju kepemimpinan tertinggi dalam Gereja Katolik.

Baca juga: Robert Prevost, dari misionaris di Peru jadi Paus Leo XIV

Prevost memiliki pengalaman misionaris yang luas di Peru sejak 1985, termasuk sebagai pastor paroki, pengajar seminari, dan administrator keuskupan. Ia juga menjabat sebagai Prior Jenderal Ordo Agustinus dari 2001 hingga 2013, menunjukkan kemampuannya dalam memimpin dan mengelola Ordo tersebut di tingkat global.

Pada 2015, Robert diangkat sebagai Uskup Chiclayo, sebuah posisi yang semakin mengukuhkan peranannya dalam Gereja. Kemudian, pada 2023, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Prefek Dikasteri untuk Para Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, mempertegas pengaruhnya dalam struktur kepemimpinan Gereja Katolik dunia.

Makna nama “Leo XIV

Dengan memilih nama Leo XIV, Paus baru mengikuti jejak 13 Paus sebelumnya yang menggunakan nama tersebut, termasuk Leo XIII yang dikenal karena modernisasi pandangan Gereja terhadap isu-isu sosial pada akhir abad ke-19. Nama ini memiliki warisan panjang dalam sejarah Gereja dan sarat makna historis.

Pilihan nama tersebut mencerminkan komitmen Paus baru terhadap nilai-nilai tradisional Gereja sekaligus menunjukkan keterbukaan terhadap perubahan zaman. Ini menandakan upaya untuk menjembatani warisan masa lalu dengan tantangan dan harapan umat Katolik di era modern.

Baca juga: Trump, Putin ucapkan selamat kepada Paus Leo XIV

Arah kepemimpinan

Dalam pidato pertamanya sebagai Paus, Leo XIV menekankan pentingnya persatuan, perdamaian, dan perhatian terhadap mereka yang menderita. Ia dipandang sebagai tokoh moderat yang mampu menjembatani perbedaan ideologis dalam Gereja, serta melanjutkan warisan reformasi pastoral yang telah dirintis oleh Paus Fransiskus.

Pengalamannya yang luas di Amerika Latin menjadikannya akrab dengan dinamika Gereja di wilayah berkembang, sementara kemampuannya berbahasa Inggris, Spanyol, Italia, Prancis, dan Portugis memperkuat posisinya sebagai pemimpin global yang inklusif dan komunikatif di tengah keragaman umat Katolik di seluruh dunia.

Dengan latar belakang yang kaya dan pengalaman internasional yang luas, Paus Leo XIV dipandang sebagai sosok yang mampu membawa angin segar dalam kepemimpinan Gereja Khatolik. Kehadirannya membuka lembaran baru bagi umat yang mendambakan arah yang jelas dan penuh harapan di tengah dunia yang terus berubah.

Dirinya membawa harapan baru bagi Gereja untuk menghadapi tantangan zaman dengan semangat pembaruan yang tidak meninggalkan akar tradisi, serta memperkuat persatuan di antara umat yang semakin beragam. Kepemimpinannya diharapkan menjadi jembatan antara nilai-nilai lama dan kebutuhan akan transformasi.

Baca juga: Paus ke-267 Gereja Katolik terpilih pada pemungutan suara keempat

Baca juga: Kardinal Robert Prevost terpilih sebagai Paus pertama dari AS

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Wamentan mengungkap potensi B100 usai uji coba di Sukabumi

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Wamentan mengungkap potensi B100 usai uji coba di Sukabumi Jumat, 9 Mei 2025 23:02 WIB waktu baca 3…

    Sabalenka awali perjalanannya di Roma dengan kemenangan

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Tenis Sabalenka awali perjalanannya di Roma dengan kemenangan Jumat, 9 Mei 2025 22:55 WIB waktu baca 2 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *