
Ekonom sebut negosiasi tarif AS perlu juga bahas realisasi investasi
- Kamis, 10 April 2025 17:08 WIB
- waktu baca 2 menit

Kita harus memikirkan juga misalkan kita mau menurunkan kuota impor dan lain sebagainya, jangan sampai nanti produk China yang banyak masuk ke kita
Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia juga perlu mendorong realisasi investasi dari Amerika Serikat (AS) dalam upaya negosiasi terkait kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia sebaiknya tidak hanya membahas penyeimbangan neraca perdagangan kedua negara dalam negosiasi untuk mengurangi ketetapan tarif tersebut.
“Kalau cuma (menegosiasikan) trade (perdagangan), dikhawatirkan itu lebih banyak merugikan (bagi Indonesia). Tapi, kalau dengan (mengamankan komitmen) investasi, mungkin itu juga bisa lebih menguntungkan, ya lebih balanced (seimbang) lah, win win (saling menguntungkan) gitu,” ucap Telisa Aulia Falianty saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa perdagangan dan investasi sama-sama penting dan saling terkait.
Menurut dia, salah satu investor potensial yang dapat dinegosiasikan adalah Apple, mengingat perusahaan tersebut memiliki tingkat penjualan yang tinggi di Indonesia, tapi tidak banyak berinvestasi di tanah air.
Ia juga menyampaikan bahwa keputusan pemerintah untuk melakukan negosiasi daripada retaliasi atau tindakan balasan merupakan kebijakan yang tepat, mengingat kekuatan ekonomi Indonesia yang belum sebesar negara lainnya.
“(Pemerintah Indonesia) pilihnya negosiasi karena kita tidak memiliki kekuatan seperti China, Kanada dan Meksiko. Mereka negara-negara besar dan ekspornya juga besar, dan mereka punya kekuatan yang cukup besar dari sisi devisa dan kekuatan ekonominya, jadi mereka sanggup untuk melakukan retaliasi,” ujar Telisa.
Meskipun begitu, ia meminta pemerintah untuk berhati-hati dalam melakukan negosiasi tersebut agar dapat diterima dengan baik oleh Amerika Serikat sekaligus tetap menjaga ketahanan industri nasional.
Ia menyatakan bahwa pemerintah sebaiknya tidak terburu-buru dalam menentukan respons kebijakan terhadap kenaikan tarif impor tersebut, mengingat kini tengah terjadi aksi protes di berbagai kota besar di Amerika Serikat yang khawatir peningkatan tarif impor tersebut dapat menimbulkan inflasi domestik.
Melihat situasi tersebut, ia menuturkan bahwa Pemerintah Indonesia juga perlu mempertimbangkan apakah kebijakan Presiden Trump tersebut hanya bersifat temporer atau dapat berlaku dalam jangka waktu yang lama.
“Kita harus memikirkan juga misalkan kita mau menurunkan kuota impor dan lain sebagainya, jangan sampai nanti produk China yang banyak masuk ke kita karena China mencari pasar baru. Nah itu yang harus hati-hati,” imbuh Telisa.
Baca juga: Ekonom: Tambah impor dari AS bisa jadi strategi hadapi tarif Trump
Baca juga: Ekonom: Penundaan tarif AS jadi momentum konsolidasi kebijakan dagang
Baca juga: Ekonom usul peningkatan kesepakatan dengan negara lain hadapi tarif AS
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Sayyidul Istighfar: Bacaan, arti, dan manfaatnya
- 30 Juli 2024
10 orang terkaya Indonesia 2025 versi Forbes: Siapa saja mereka?
- 10 Januari 2025
Dampak buruk kecanduan film porno bagi kesehatan
- 23 September 2024
10 pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia
- 7 November 2024
Niat Shalat Jumat, Arab dan latin beserta artinya
- 29 Agustus 2024