Penenun lansia binaan Amartha tembus pasar global

Penenun lansia binaan Amartha tembus pasar global

  • Rabu, 9 April 2025 18:03 WIB
  • waktu baca 2 menit
Penenun lansia binaan Amartha tembus pasar global
Foto Rosna (61), penenun lanjut usia (lansia) binaan Amartha yang berasal dari Solok, Sumatera Barat. (ANTARA/HO-Amartha)

Menenun itu harus langsung praktik. Tanpa alat, tak akan jadi

Jakarta (ANTARA) – Penenun lanjut usia (lansia) binaan Amartha, Rosna (61), berhasil memasarkan kerajinan kain songket yang ia produksi hingga ke pasar global, di antaranya Malaysia, Turki dan Dubai.

Perempuan asal Solok, Sumatera Barat, itu memulai perjalanannya dengan mengikuti pelatihan menenun yang diselenggarakan oleh Dinas Ketenagakerjaan Pekanbaru pada tahun 2005. Meski sempat ragu karena faktor usia, ia tetap melanjutkan pelatihan dan berhasil menghasilkan kain pertamanya dalam tiga bulan.

“Kalau orang lain bisa, kok saya tidak?” kata Rosna dikutip di Jakarta, Rabu.

Seiring waktu, pesanan kain songket mulai berdatangan. Usahanya mulai berkembang ke jaringan ekspor usai anak pertamanya yang bekerja di rumah tenun songket dan manufaktur memperkenalkan hasil tenun Rosna.

Ia juga mendapatkan alat tenun dari pemerintah daerah dan memulai produksi mandiri di rumah.

Dalam sebulan, Rosna bisa menghasilkan 5 hingga 6 set kain tenun dengan omzet hingga Rp9 juta, bergantung tingkat kerumitan motif yang dikerjakan.

Akan tetapi, di tengah banyaknya pesanan kain songket Rosna, ia sempat kekurangan modal untuk membeli benang. Pada momen inilah ia bergabung dengan Amartha. PT Amartha Mikro Fintek merupakan perusahaan pembiayaan UMKM perempuan.

“Awalnya sempat ragu, tapi pas petugas Amartha datang dan bantu urus pengajuan, alhamdulillah cair juga modal usaha,” tutur Rosna.

Rosna menjadi mitra binaan Amartha sejak 2021. Selain pendanaan, Rosna juga mendapat pendampingan usaha, termasuk cara memasarkan kainnya lewat lokapasar.

Ia pun berharap dukungan terhadap pelestarian kain songket terus digalakkan. Dari sisi pemerintah, ia berharap dukungan yang diberikan tak hanya memberi pelatihan, tapi juga menyediakan alat tenun bagi setiap peserta.

“Menenun itu harus langsung praktik. Tanpa alat, tak akan jadi,” ujarnya.

Adapun kisah Rosna akan menjadi salah satu topik yang diangkat dalam The 2025 Asia Grassroots Forum oleh Amartha.

Kisah itu akan menjadi refleksi nyata tentang tantangan dan peluang untuk membuktikan bagaimana kesempatan tetap terbuka ketika akses terhadap modal diberikan.

Baca juga: UMKM Amartha raih omzet Rp100 juta per bulan dari usaha ternak cacing

Baca juga: Amartha telah salurkan Rp28 triliun untuk dukung UMKM pedesaan

Baca juga: Amartha Fintek akselerasi pembiayaan UMKM perempuan

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Tenis Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich Kamis, 17 April 2025 07:09 WIB waktu baca 3 menit…

    Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta Kamis, 17 April 2025 07:07 WIB waktu baca 2 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *