Kemenkum: Durian tembaga Bangka Barat tercatat sebagai SDG 

Kemenkum: Durian tembaga Bangka Barat tercatat sebagai SDG 

  • Senin, 17 Maret 2025 10:30 WIB
  • waktu baca 2 menit
Kemenkum: Durian tembaga Bangka Barat tercatat sebagai SDG 
Durian tembaga super “klamunod“ dari Kabupaten Bangka Barat (ANTARA/HO-Humas Kemenkum Babel)

Pangkalpinang (ANTARA) – Kanwil Kementerian Hukum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan durian tembaga super “klamunod“ dari Kabupaten Bangka Barat telah tercatat sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) di Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkum Republik Indonesia.

“Kami berharap Pemkab Bangka Barat membuat kebijakan terkait pelestarian keanekaragaman hayati, sehingga durian tembaga super yang sudah tercatat sebagai SDG dapat dilestarikan dan terhindar dari kepunahan,” kata Kepala Kanwil Kemenkum Kepulauan Babel Harun Sulianto di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan dengan tercatatnya durian tembaga super Bangka Barat ini sebagai SDG, maka sudah memiliki perlindungan hukum terhadap komoditas, sehingga pihak lain tidak bisa mengakui durian tembaga super sebagai komoditas asli daerahnya .

“SDG ini merupakan tanaman, hewan, jasad renik atau bagian-bagiannya yang mempunyai nilai nyata tentunya menjadi aset berharga, karena memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk inovatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Ia menyatakan durian tembaga super Bangka Barat ini berbunga antara Maret hingga April dan Agustus hingga September dan panen pada Juli hingga Agustus dan Desember hingga Januari tiap tahunnya.

Buahnya berbentuk bulat telur, warna kulit hijau hingga coklat dan memiliki daging buah yang tebal, manis dan pulen. Durian ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga 550 mdpl.

“Karena keunggulannya, durian ini banyak diburu oleh para penggemar durian dan harga durian ini juga fantastis mencapai Rp400.000 hingga Rp600.000 per kilogram,” katanya.

Selain durian tembaga super, Kabupaten Bangka Barat juga punya sumber daya genetik yang lain yakni lengkir yaitu tanaman sejenis umbi – umbian yang tumbuh subur di pesisir pantai dan digunakan oleh masyarakat Mentok Bangka Barat sebagai pengganti tepung terigu untuk kue.

“Tinggi tanaman lengkir mencapai 210 cm dengan akar tongkat dan daun majemuk. Batangnya bulat berwarna hijau kekuningan. Bunga sempurna berwarna hijau keunguan, biji bulat agak memanjang, dan umbi berbentuk agak bulat dengan total pati 77,84 persen,” katanya.

Pewarta: Aprionis
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Tenis Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich Kamis, 17 April 2025 07:09 WIB waktu baca 3 menit…

    Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta Kamis, 17 April 2025 07:07 WIB waktu baca 2 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *