Produsen perlu perbaiki jarak tempuh bila ingin wujudkan EV massal

Jakarta (ANTARA) – Kendaraan listrik (electric vehicle/EV) kini menjadi lebih umum dari sebelumnya, tetapi konsumen masih ragu tentang adopsi EV, mengingat jarak tempuh yang masih terbatas. Oleh karena itu, perlu ada upaya dari produsen untuk merealisasikan jarak tempuh yang lebih nyata.

Studi baru dari S&P World Mobility, dilansir dari Carscoops, Sabtu (27/5), mencontohkan Tesla Mannequin 3 Efficiency AWD, yang memiliki jarak tempuh maksimum 599 km, tetapi dalam kondisi yang sama di dunia nyata, hanya menunjukkan jangkauan 499 km.

Tentu saja, variasi ini tidak akan menjadi masalah jika Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) tersedia sebanyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), atau jika EV dapat mengisi ulang secepat kendaraan BBM.

Kecemasan jangkauan itu sebenarnya telah menyebabkan penurunan minat konsumen terhadap EV. Meski beragam kendaraan listrik telah rilis atau diumumkan dalam beberapa tahun terakhir, S&P melaporkan hanya 6 dari setiap 10 orang menyatakan minat untuk membeli EV pada 2022, sebelumnya angka tersebut adalah 8 dari setiap 10 orang di 2021.

Meskipun penelitian tersebut mengklaim bahwa dua pertiga peserta menganggap jarak tempuh 241-483 km dapat diterima, penerimaan tersebut bergantung pada apakah kendaraan tersebut benar-benar dapat membawa jarak tersebut dalam pengaturan dunia nyata atau tidak.

Melalui analisis statistik, terlihat bahwa faktor penyumbang terbesar pada kisaran EV adalah bobot, tenaga motor, dan kapasitas baterai. Sayangnya, konsumen common cenderung lebih menyukai SUV, yang lebih berat dan kurang aerodinamis daripada sedan (atau bahkan wagon) di segmen yang sama, meski ada beberapa kelemahan.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, S&P percaya bahwa kunci terbesar untuk memecahkan perbedaan dalam jangkauan dunia nyata adalah kemajuan dalam teknologi baterai.

Menurut analisis, dari sekitar 900 EV yang terjual antara tahun 2017 dan 2022, besarnya kapasitas baterai terbukti berkorelasi positif dengan jarak tempuh. Saat pabrikan mulai mencari solusi baterai yang padat energi, mereka mulai menawarkan kapasitas listrik lebih besar dengan jejak yang lebih kecil, memungkinkan jangkauan tambahan yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.

Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023

Tagsevkendaraan listrikelectric vehicle

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Produsen tahu mengeluhkan harga kedelai impor dalam sepekan tiga kali naik

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Produsen tahu mengeluhkan harga kedelai impor dalam sepekan tiga kali naik Senin, 14 April 2025 15:09 WIB Pekerja…

    Produsen mobil China BYD laporkan lonjakan penjualan NEV pada 2024

    Shenzhen (ANTARA) – Perusahaan otomotif asal China, BYD, melaporkan lonjakan penjualan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) sebesar 41,26 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi lebih dari 4,27 juta…