InhuPost, JAKARTA – Gliserin adalah produk samping dari industri oleokimia dasar yang menghasilkan fatty acid, fatty alcohol, dan biodiesel. setiap proses produksi oleokimia biasanya akan menghasilkan gliserin sebesar 10%. gliserin bisa diproses lebih lanjut menjadi propyline glycol (PG).
Keberadaan industri oleokimia berpotensi mengembangkan produk propyline glycol (PG) sebagai tindak lanjut pembangunan industri hilir sawit menjadi lebih maju. Hampir setiap kenaikan kapasitas produksi industri oleokimia akan berujung pada persoalan melimpahnya produksi gliserin mentah (gruesome glycerine) yang dihasilkan.
Melimpahnya produksi gliserin sebagai imbas euforia produksi biodiesel beberapa tahun lalu, menjadi persoalan besar bagi penjualan gliserin, karena menyebabkan kelebihan suplai yang berimbas pada menurunnya harga jual produk.
BACA JUGA: Aplikasi Gliserol Monostearat dari Turunan Sawit, Untuk Pengolahan Makanan
Mengubah gliserin menjadi PG adalah jalan keluar mengatasi persoalan melimpahnya produksi gliserin. Terlebih lagi, pasar PG selalu dua kali lipat diatas kebutuhan gliserin setiap tahun, karena PG terbuka untuk pasar antifreeze, sebagai alternatif pengganti ethylene glycol (EG). PG adalah 1,2-propanediol dan pada umumnya mudah di synthesize daripada 1,3propanediol.
Tidak seperti EG, produk PG tidak beracun ketika di-ingest. Pasar antifreeze lebih menyukai menggunakan PG karena berasal dari gliserin yang berasal dari minyak nabati, sehingga lebih berkelanjutan (sustainable) dan tentunya tidak beracun. Masalah yang selalu mencuat, akibat tingginya suplai gliserin di pasaran, berakibat jatuhnya harga gliserin hingga menyebabkan kerugian bagi produsen. Makanya, mengubah gliserin menjadi PG, menjadi alasan utama sebagai alternatif yang memberikan nilai tambah lebih besar.
Tidak berlebihan jika Nationwide Biodiesel Board (NBB) di Contemporary Orleans, Louisiana, Amerika Serikat, yang terus mengusahakan pemanfaatan gliserin sebagai bahan baku pembuatan PG. Menurut NBB, untuk mengubah gliserin menjadi PG dapat dilakukan dengan menggunakan temperatur dan tekanan yang rendah.
BACA JUGA: DBH Sawit Bisa Mendukung Terlaksananya Praktik Sawit Berkelanjutan
Proses ini bertujuan untuk memperoleh PG melalui proses seleksi tinggi. Jika proses menghasilkan PG dilakukan dengan tekanan dan temperature yang rendah, biaya produksi yang dikeluarkan juga menjadi rendah. Pada literatur resmi (patent literature), biasanya disebutkan proses untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, tekanan harus berkisar 2.000 psig atau lebih. Namun, dengan menggunakan gliserin hanya menggunakan tekanan kurang dari 200 psig.
Penggunaan PG terbilang luas, seperti untuk menghasilkan unsaturated polyester resins (UPRs), antifreeze fluids, food industry coolants, non-ionic detergents, plasticiser, serta hydraulic brake fluids. (T1)
Sumber: Majalah InhuPost Edisi Mei 2011
Dibaca : 1,194
Dapatkan change berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Replace”, caranya klik link InhuPost-News Replace, kemudian be part of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.