
InhuPost, KUALA LUMPUR – Tercatat produksi gabungan minyak sawit Malaysia-Indonesia diperkirakan akan mampu mencapai 68,72 juta ton pada tahun 2023, dengan tingkat volume ekspor sebesar 44,63 juta ton. Dimana Indonesia akan memasok 57,09 juta ton minyak sawit untuk total angka produksi.
Diungkapkan Presiden Asosiasi Produsen Minyak Nabati India, Sudhakar Desai, India masih menjadi konsumen minyak sawit terbesar kedua, diproyeksikan mengimpor 14,37 juta ton minyak nabati pada 2022 dan 2023, yang terdiri dari 9,3 juta ton minyak sawit, 3,01 juta ton minyak kedelai, dan 2,01 juta ton minyak bunga matahari. ”Seperti negara lain, India memiliki kebutuhan untuk menambah stok ketika terjadi penurunan harga yang tajam. Sepertinya permintaan akan minyak nabati telah kembali,” katanya seperti dilansir InhuPost dari Bernama.
Lebih lanjut tutur Sudhakar, harga minyak sawit telah menurun dari puncaknya di April 2022 hingga berada di stage saat ini RM 4.200 per ton. Ia mengungkapkan, harga minyak kedelai turun 37% dan harga minyak bunga matahari turun 43%.
BACA JUGA: UU Deforestasi UE Dianggap Tidak Berdampak Terhadap Permintaan Minyak Sawit
Dalam skala world, produksi minyak sawit kemungkinan akan mencapai 79,22 juta pada tahun 2022 dan 2023, naik 10% dari tahun 2021 dan /2022. Sebaliknya, permintaan kedelai world lebih rendah 0,3 persen menjadi 60,19 juta ton. (T2)
Dibaca : 892
Dapatkan change berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Info Substitute”, caranya klik hyperlink InhuPost-Info Substitute, kemudian be a part of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.






