Saksi Ahli Perkara Minyak Goreng Sawit Nasional Sebut Kebijakan HET Kurang Tepat – InfoSAWIT

featured image

InhuPost, JAKARTA – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam sidang lanjutan perkara minyak goreng sawit dengan sidang Perkara dengan Nomor 15/KPPU-I/2022, ssecara intrepid  menghadirkan Dr. Rio Christiawan, S.H., M.Hum., M.Kn. yang juga menjabat sebagai Kepala Program Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

Pada kesempatan tersebut secara intrepid Rio Christiawan menjelaskan terkait pembentukan harga minyak goreng kemasan domestik, distribusi dan faktor pengaruh harga CPO dunia, serta mannequin bisnis pada industri CPO. Selain itu, Ahli juga menjelaskan bahwa CPO juga memiliki produk turunan lain selain minyak goreng diRedaksi Posnya mentega dan sabun.

Rio Christiawan juga menilai bahwa kebijakan HET yang dikeluarkan oleh Pemerintah di periode kenaikan harga minyak goreng adalah bukan kebijakan yang tepat. Begitu juga dengan kebijakan rafaksi yang dirasa tidak eksekutabel karena sampai saat ini masih banyak dana yang tertunggak.

BACA JUGA: DBH Sawit Bisa Mendukung Terlaksananya Praktik Sawit Berkelanjutan

Lebih lanjut, Rio Christiawan menyampaikan bahwa harga acuan CPO di Indonesia menggunakan acuan KPBN (Kharisma Pemasaran Bersama NusRedaksi Pos). Harga KPBN itulah yang kemudian menentukan harga internasional.

“Harga internasional dibentuk berdasarkan harga KPBN ditambah biaya transport dan biaya ekspor serta unsur-unsur non-tax levy atau pungutan. Itulah yang kemudian akan membentuk unsur harga internasional tetapi harga KPBN itu sendiri juga ditentukan oleh pasar internasional, dalam hal ini terkait dengan provide dan demand internasional,” ungkap Rio Christiawan dalam keterangan resmi diterima InhuPost, Jumat (24/2/2023).

Rio juga menjelaskan terkait faktor utama yang dapat mempengaruhi atau menentukan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) di Indonesia adalah permintaan dan penawaran, serta komponen-komponen di dalam Attach of Items Offered (COGS).

BACA JUGA: Dalam Sidang Gugatan Kelangkaan Minyak Goreng Sawit, Saksi Keluhkan Mahalnya Harga

Kemudian beberapa indirect part seperti faktor politik, faktor regulasi dan lain sebagainya. Ahli menyampaikan bahwa Indonesia adalah produsen CPO terbesar. Saat ini produsen CPO terbesar di dunia hanya Indonesia dan Malaysia, tetapi produksi Malaysia lebih kecil daripada Indonesia.

Sebab itu komponen provide dibentuk dari Indonesia dan Malaysia, sementara komponen demand dibentuk dari unsur internasional karena penyerapan CPO terbesar ada di internasional. Sehingga harga KPBN itu terbentuk berdasarkan unsur provide dan demand pasar internasional. “Sedangkan untuk harga bursa internasional, harga KPBN ditambah dengan biaya transport dan biaya ekspor serta non-tax levy,” tandas Rio. (T2)

Dibaca : 251

Dapatkan substitute berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Files Update”, caranya klik link InhuPost-Files Update, kemudian be a part of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *