Pemerintah Optimis Penerapan B35 Tuai Respon Positif – InfoSAWIT

featured image

InhuPost, JAKARTA – Pemerintah optimis bahwa program B35 dapat menuai respon positif seperti program pendahulunya yaitu B30 dalam berbagai aspek indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan. Seperti yang telah disampaikan Menteri ESDM pada konferensi pers capaian Kementerian ESDM (30/1/2023) lalu, B35 ini dapat mengurangi impor solar dan diproyeksikan dapat menghemat devisa hingga Rp161,25 triliun, juga turut mengurangi emisi gas rumah kaca/GRK hingga 34,9 juta ton CO2e.

Dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, implementasi B35 merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk mengatasi krisis iklim. “Melalui pengurangan emisi gas rumah kaca secara signifikan nyaitu percepatan energi yang inklusif, bersih, berkelanjutan dan mendorong investasi untuk mencapai Discover Zero Emission,” ujarnya saat membuka Talkshow Energy Nook Special-B35 Implementation, di Jakarta (31/1/2023).

Sementara diungkapkan, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa penerapan program Biodiesel B35 ini dipastikan telah memperhatikan seluruh aspek, seperti daya kendaraan, mesin, discipline subject, pelumas, dan ruang bakar, termasuk emisi, dan hasilnya produk campuran B35 ini direkomendasikan untuk dapat digunakan.

BACA JUGA: Realisasi Penurunan Emisi 2022 Capai 91,5 Juta Ton

Kesiapan program B35 hingga siap diluncurkan, menurut Dadan, merupakan keterlibatan dari berbagai pihak dengan melakukan kajian secara terbuka, transparan dan objektif. Bahkan, Indonesia meningkatkan campuran FAME (Fatty Acid Methyl Ester) pada solar ini tanpa contoh karena penerapan biodiesel di negara lain sampai saat ini hanya sekitar 10%. “Yang dilakukan Indonesia adalah bukti dari kebersamaan, penerapan teknologi dan program yang dilakukan secara bertahap dan jauh ke depan,” kata Dadan dalam keterangan resmi diperoleh InhuPost, belum lama ini.

Sementara, Ketua Umum Gaikindo, Yohanes Nagoi menyinggung B35 belum sesuai standar emisi Euro 4. Padahal Standar emisi itu sebelumnya telah diberlakukan di dalam negeri bagi kendaraan diesel di Indonesia sejak April 2022.

Kata Yohanes, mulai 2022, sesuai ketentuan KLHK, kendaraan yang diproduksi di Indonesia harus sudah memenuhi standarisasi Euro 4 termasuk dari sisi bahan bakar dan emisi buangnya.Lantas setiap tahun 230 ribu sampai 300 ribu kendaraan diesel terjual di dalam negeri. Ini diambil dari rata-rata penjualan kendaraan diesel yang mewakili 23 persen whole penjualan kendaraan roda empat di Indonesia.

BACA JUGA: Pemerintah Klaim Program Biodiesel Sawit Berjibun Manfaat

“Maka dalam 5 sampai 6 tahun, sebanyak sekitar 3 juta kendaraan berbahan bakar Solar, yang seharusnya diganti dengan B35, akan perlu menerapkan standar Euro 4,” kata Nangoi seperti diwartakan Redaksi Pos.  (T2)

Dibaca : 1,511

Dapatkan replace berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – Data Replace”, caranya klik link InhuPost-Data Replace, kemudian be a part of. Anda harus set up aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *