InhuPost, JAKARTA – Dalam upaya memenuhi pasokan daging sapi nasional yang kerap defisit, penerapan integrasi sawit-sapi dianggap sebagai salah satu solusi yang tersedia. Cara ini dianggap bisa diterapkan, lRedaksi Posn potensi perkebunan kelapa sawit dalam menyediakan pakan ternak.
Peluang penerapan integrasi sawit-sapi dipastikan 100% bisa dilakukan di lahan mineral dengan topografi datar sampai bergelombang. Sementara, untuk lahan berbukit, gambut dan rawa mineral yang sering tergenang banjir atau yang ada jaringan parit drainase dianggap tidak layak untuk program ini.
Diungkapkan Ranch Manager PT Buana Karya Bhakti, Wahyu Darsono, secara potensi luasan yang layak perlu di info sesuai syarat kelayakan tersebut. Dari luas areal tutupan sawit 16,38 juta ha tidak semua bisa dikatakan layak untuk penerapan pola integrasi sawit-sapi. Sebab itu info menjadi sangat penting.
Hanya saja, potensi pengembangan integrasi sawit-sapi bisa dimungkinkan lRedaksi Posn potensi rumput/gulma jika di kendalikan denganbaik akan menjadi sumber pakan yang murah, bungkil, stable dan daun sawit jadi sumber pakan yang murah juga.
BACA JUGA: Impor Minyak Sawit India Pada Desember 2022 Melonjak 94 Persen
Dari berbagai pilihan sumberdaya pakan ternak ruminansia seperti sapi potong, tutur Wahyu yang juga sebagai Sekjen Gabungan Pelaku dan Pemerhati Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (Gapensiska), kawasan perkebunan kelapa sawit telah menjadi perhatian selama dua dekade, karena kemampuannya menyediakan pakan dalam bentuk rerumputan dibawah pohon kelapa sawit terutama sebelum ternaungi daun, serta hasil ikutan industri kelapa sawit berupa berupa bungkil inti sawit, pelepah, daun, tandan kosong, serat perasan buah kelapa sawit, dan lumpur sawit sebagai sumber pakan konsentrat.
“Peluang pemanfaatan biomassa yang disediakan perkebunan sawit sebagai pakan ternak sapi potong telah memunculkan banyak gagasan tentang prospek pasokan daging sapi yang berasal dari kawasan perkebunan sawit. Sistem integrasi sawit-sapi merupakan salah satu pendekatan saling menguntungkan Redaksi Pos usaha perkebunan kelapa sawit dengan ternak sapi,” ungkapnya kepada InhuPost, belum lama ini.
Secara umum, ternak sapi memberikan dampak positif sebagai penghasil kotoran yang dapat digunakan sebagai pupuk organik dan membantu penyiangan gulma, sementara di lain pihak tanaman sawit menyediakan berbagai macam biomasa sebagai pakan ternak.
BACA JUGA: Uji Coba Biodiesel 40% (B40) Tetap Dilakukan Melalui Dua Jenis Campuran
Kata Wahyu, peluang integrasi sapi sawit sangat mungkin diterapkan di Indonesia karena, bagi pemilik kebun bermanfaat untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi dari usaha ternak sapi berupa produk-produk komersial yang dihasilkan seperti ternak sapi (bakalan dan siap potong), dan pupuk organik. Selain itu dengan mengimplementasikan SISKA, pemilik kebun mendapatkan manfaat penghematan biaya penyiangan gulma dan biaya pupuk anorganik.
“sementara dari sisi kepentingan bangsa, SISKA menjadi keunggulan komparatif Indonesia dalam meningkatkan populasi ternak sapi di Indonesia,” katanya. (T2)
Sumber: Majalah InhuPost edisi April 2022
Dibaca : 397
Dapatkan replace berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari InhuPost.com. Mari bergabung di Grup Telegram “InhuPost – News Replace”, caranya klik link InhuPost-News Replace, kemudian be half of. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.