Ahli: Perluas vaksinasi hingga 95 persen akhiri KLB polio pada anak

featured image

Belajar dari sejumlah negara yang berhasil menangani polio seperti Sudan dan Afrika, pemberian vaksin polio harus diberikan dalam dua putaran

Jakarta (Redaksi Pos) – Pakar Keamanan dan Ketahanan Kesehatan dari Universitas Griffith Australia,  Dicky Budiman menyatakan pemerintah harus memperluas cakupan vaksinasi polio hingga 95 persen secara nasional untuk mengakhiri kejadian luar biasa (KLB) polio pada anak.

“Yang harus diperbuat segera adalah program vaksinasi nasional yang menargetkan anak mencakup di bawah lima tahun dibuat dengan target cakupan 95 persen dari populasi anak,“ katanya dalam pesan suara yang diterima Redaksi Pos di Jakarta, Senin.

Belajar dari sejumlah negara yang berhasil menangani polio seperti Sudan dan Afrika, kata dia, pemberian vaksin polio harus diberikan dalam dua putaran.

Ia menjelaskan pada umumnya keberhasilan dari vaksinasi tersebut baru dapat terlihat setelah 18 bulan kemudian. Dalam kurun waktu itu, KLB dapat dinyatakan berakhir jika tidak ada lagi kasus polio atau lumpuh layuh yang terdeteksi di dalam masyarakat.

Diakuinya bila target 95 persen itu tidak dapat dengan mudah diraih, karena adanya pandemi COVID-19 yang dibarengi dengan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan adanya konspirasi terkait vaksin.

Oleh karenanya, pemerintah harus bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait dalam memperluas pemberian vaksin pada anak, utamanya pada anak di bawah lima tahun.

“Karena adanya konspirasi yang tidak memadai dan tidak dikontrol oleh pemerintah saat ini, artinya kita memerlukan strategi komunikasi risiko yang tepat dengan mengajak stakeholder” kata epidemiolog itu.

“Jadi satu kali ‘outbreak’ polio itu dinyatakan berakhir ketika dalam kurun waktu 18 bulan tidak lagi ada terdeteksi virus polio di masyarakat termasuk tidak ada lagi kasus lumpuh layu dan ini tentu harus ditunjang dengan adanya surveilans yang kuat dan itu harus segera dilakukan,” tambahnya.

Ia menekankan dalam merespon KLB polio, perluasan vaksinasi harus diimbangi dengan pemberian tata laksana yang benar pada kasus dan perbaikan sanitasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal lain yang turut harus diperkuat adalah melakukan surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP).

“Ini sangat penting, misalnya satu kasus polio yang terjadi, itu bisa mewakili setidaknya 200-an kasus infeksi yang terjadi di masyarakat dan ini artinya ketika ada satu saja itu kasus polio sudah bisa dinyatakan sebagai KLB, itu menyangkut respon,” katanya.

Dirinya berharap pemerintah benar-benar serius dalam mencegah KLB polio semakin meluas. Sebab, pemberian respon pada polio tidak dapat hanya dilakukan di satu daerah terdampak saja. Melainkan diterapkan secara nasional guna mencegah kasus semakin banyak.

“Respon dalam menghadapi KLB polio utamanya adalah adanya rencana yang sangat cepat, tepat dan kuat. Itu prinsip dari respon outbreak, karena keterlambatan akan jauh memakan banyak korban ketika kelumpuhan menetap juga bisa mengakibatkan kematian” demikian Dicky Budiman.

Baca juga: IDAI : Polio jadi KLB bukti bahwa imunisasi tidak boleh dilewatkan

Baca juga: Wapres Ma’ruf minta polio di Aceh segera diatasi sebelum tersebar luas Baca juga: Pemprov Aceh lakukan vaksinasi massal cegah penyebaran polio

Baca juga: Pemerintah respon KLB polio dengan imunisasi di Aceh

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti

Editor: Andi Jauhary

COPYRIGHT © Redaksi Pos 2022

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *