Cegah Stunting, Pasangan Pra Nikah Diminta Jalani Screening

featured image

ROHIL, INHUPOST.COM – Dalam mengatasi permasalahan stunting tentunya tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, dibutuhkan kekompakan antar seluruh sektor. Oleh sebab itu, seluruh pihak terkait hingga kecamatan diharapkan sering berkoordinasi dengan Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan dalam menuntaskan permasalahan stunting di tengah masyarakat.

“Jika perlu, kalimat stunting dirubah dengan istilah yang lebih akrab di telinga masyarakat agar mudah diimplementasikan programnya di lapangan,” ujar Wakil Bupati Rokan Hilir (Rohil), H. Sulaiman, SS, MH. Hal ini ia sampaikan pada acara Rekonsiliasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Rohil di Aula Ruang Rapat Setda Lantai III Kantor Bupati Rokan Hilir, Rabu (2/11).

Sulaiman berharap, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, Camat sampai ke level Kepenghuluan untuk berkomitmen menurunkan angka stunting di Kabupaten Rohil. Dimana, ditargetkan angka stunting bisa turun ke 14 persen di tahun 2024 mendatang.

“Karena waktunya tinggal dua tahun lagi. Presiden mengamanatkan pada tahun 2024 nanti penurunan stunting harus mencapai angka 14 persen di seluruh Indonesia. Apalah gunanya pembangunan kita bagus tetapi angka stunting kita tinggi,” tegas Wabup.

Kepada kantor Kemenag Rohil, Sulaiman juga meminta untuk melakukan screening kepada pasangan pra nikah untuk menjaga kesehatan. Screening dapat dilakukan melalui Dinas Kesehatan. Hal ini dianggap perlu. Karena mengatasi stunting menjadi program utama untuk pembangunan Indonesia mencapai generasi emas 2045.

“Harapannya semoga Kabupaten Rohil bisa mencapai zero stunting dengan motto Cegah Stunting Itu Penting,” ujar Sulaiman.

Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si menyampaikan bahwa rekonsiliasi stunting bertujuan untuk konvergensi, sinergi pemerintah dan swasta semua lintas sektor untuk menuntaskan permasalahan stunting yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Dia memaparkan, berdasarkan hasil SSGI Tahun 2021 angka stunting di Rokan Hilir tertinggi di Riau yaitu 29,7 persen. Dengan kekuatan tenaga sebanyak 947 Tim Pendamping Keluarga yang sudah dilatih di tahun 2021 dan 2022 yang terdiri dari Bidan Desa, Kader PKK dan Kader KB diharapkan dapat mendampingi keluarga yang berisiko stunting.

Mardalena juga menyebutkan, bahwa pemerintah sudah menyiapkan aplikasi Elsimil. Ini merupakan aplikasi siap nikah dan siap hamil yang didampingi oleh Tim Pendamping Keluarga.

“Bagi pasangan pra nikah jangan takut untuk tidak menikah, hanya saja nanti didampingi Tim Pendamping Keluarga karena jika HB rendah akan diberikan tablet tambah darah dan jika sudah hamil kondisi bayinya sehat,” terangnya

Turut hadir pada kegiatan ini perwakilan dari Dandim 0321/Rohil, Kepala OPD terkait, Camat se Kabupaten Rohil dan KUA se Kabupaten Rohil.

Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan Penandatangan Komitmen Bersama tentang Pendampingan Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan tiga bulan Pra Nikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu oleh Camat dan KUA se Kabupaten Rohil. (ani) 

  • Redaksi Pos

    Related Posts

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI Pusat

    Sowan ke Dahlan Iskan, Zulmansyah Makin Mantap Maju Ketum PWI PusatJAKARTA, PARASRIAU.COM – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau H Zulmansyah Sekedang mengaku semakin mantap maju mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) PWI Pusat 2023-2028.Itu dikatakan Ketua Discussion board Pemred Jawa Pos Neighborhood 2017-2018 itu setelah sowan ke tokoh pers Dahlan Iskan (DI) yang

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNP

    Gubri Syamsuar Berbagi Pengalaman di Hadapan Ribuan Mahasiswa UNPPADANG, PARASRIAU.COM – Di hadapan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar berkesempatan berbagi pengalaman hidup, mulai dari pendidikan hingga menjadi Gubernur Riau. Gubri Syamsuar menerangkan jika dirinya menempuh pendidikan jenjang perguruan tinggi dan merasakan prosesi wisuda itu bisa dikatakan terlambat.Sebab setalah menamatkan pendidikan

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *