InhuPost, JAKARTA – Maksimalnya hasil produksi minyak sawit mentah (CPO) di perkebunan kelapa sawit ditentukan dari beberapa faktor, salah satunya dari pola panen Tandan Buah Segar (TBS) Sawit yang dilakukan. Pola panen TBS sawit yang tepat bakal berdampak terhadap tingginya hasil, sebab itu perlu persiapan dan penilaian panen.
Kegiatan panen merupakan pekerjaan yang terpenting di dalam mengelola perkebunan kelapa sawit. Dimana kegiatan panen merupakan salah satu pekerjaan yang ditunggu oleh perusahaan perkebunan atau petani sawit yang telah melakukan pembukaan lahan, penanaman dan pemeliharaan.
Panen bakal menentukan hasil pendapatan perusahaan dan petani kelapa sawit, sebab itu pola panen yang tepat sangat dianjurkan, hanya saja sebelum dilakukannya kegiatan panen harus melakukan persiapan panan dengan matang dan melakukan penilaian panen.
Persiapan Panen Sebelum melakukan panen kelapa sawit ini tentunya harus dipersiapkan terlebih dahulu kebun yang akan dipanen sehingga pemanen mudah untuk mengeluarkan tandan kelapa sawit berikut brondolannya ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Hal yang perlu dipersiapkan adalah:
Pasar pikul (jalan panen ke dalam blok bagi pemanen), dan supervisi panen. Piringan kelapa sawit bersih bebas dari gulma. Tunas pasir (sanitasi) membuang pelepah terbawah agar proses potong buah mudah dan kutip brondolan bisa dilakukan dengan aman. Kalau tidak di sanitasi maka panen dan kutip brondolan akan terhalangi oleh pelepah terbawah yang bagi tanaman juga sudah tidakberguna lagi. TPH (Tempat pemungutan hasil) harus dibersihkan dari gulma dan ukurannya standar 3 x 6 meter, yang paling efisiensi dibuat 3 pasar pikul 1 TPH, atau minimal 2 pasar pikul 1 TPH. Jalan series highway untuk angkut TBS dari TPH ke Pabrik kelapa sawit harus dalam kondisiyang baik bisa dilewati truk angkut TBS muatan