InhuPost, JAKARTA – Harga minyak sawit di Bursa Berjangka Malaysia tercatat turun hampir 7% pada Senin (26/9/2022), menyusul melemahnya harga sejumlah minyak nabati lainnya ditengah kekhawatiran resesi world, ditambah dengan peringatan analis terkemuka komoditas yang memprediksi harga akan melorot lebih dari 30% sampai akhir tahun akibat pasokan cukup sementara permintaan melemah.
Dilansir Reuters, kontrak patokan minyak sawit FCPOc3 untuk pengiriman Desember 2022 di Bursa Malaysia Derivatives Switch turun sekitar 6,85% atau menjadi RM 3.480 (US$ 757,18) per ton di awal sesi perdagangan, turun untuk sesi ketiga berturut-turut.
Merujuk laporan surveyor kargo Intertek Testing Providers pada Minggu (25/9/2022), ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 September naik 20,9% menjadi 1.168.627 ton dari sebelumnya 966.655 ton selama periode 1-25 Agustus.
BACA JUGA: Tak Mau Bergantung, China Pun Mulai Kembangkan Sawit (Tulisan 1 dari 2)
Sementara ekspor minyak sawit Indonesia akan melonjak pada paruh kedua tahun ini setelah dilakukannya penghentian sementara pungutan ekspor, namun demikian total ekspor tahunan akan tercatat lebih rendah dari tahun lalu mencapai 33,7 juta ton karena pembatasan sebelumnya, kata pihak Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Harga minyak sawit Malaysia diprediksi akan jatuh ke 2.500 ringgit (US$ 547.29) pada akhir Desember, akibat adanya peningkatan produksi, melemahnya permintaan dan adanya perlambatan ekonomi di konsumen utama, catat Dorab Mistry pada Jumat.
BACA JUGA: Harga Minyak Sawit di Bursa Malaysia Naik Lagi, Masih Didukung Permintaan India
Kontrak kedelai paling aktif di Dalian DBYcv1 turun 3,28%, sementara kontrak minyak sawitnya