Kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Sabtu

Kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Sabtu

  • Sabtu, 22 Maret 2025 10:17 WIB
  • waktu baca 2 menit
Kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Sabtu
Sejumlah warga berolahraga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (16/2/2025). ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/YU

akan meniru kota-kota besar dunia

Jakarta (ANTARA) – Kondisi udara di DKI Jakarta berdasarkan data di situs pemantau kualitas udara IQAir pada Sabtu pagi masuk ke dalam kategori sedang.

Berdasarkan pantauan pada pukul 09.58 WIB, Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) di Jakarta berada di angka 96 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5 sebesar 33 mikrogram per meter kubik.

Baca juga: Pramono minta DLH DKI pasang pemantau udara di RDF Rorotan

Adapun lima kota dengan kualitas udara terburuk di dunia versi IQAir adalah Dhaka 221, Hanoi 192, Delhi 189, Lahore 180, dan Chiang Mai 174.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan meniru kota-kota besar dunia seperti Paris dan Bangkok dalam penanganan polusi udara dengan memperbanyak Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU).

Seperti di Bangkok punya 1.000 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU), Paris 400 SPKU. Jakarta 111 SPKU dari sebelumnya hanya 5 stasiun.

Baca juga: KLH ajak kolaborasi tangani 100 titik “open burning” sekitar Jakarta

Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan bakal menambah lagi SPKU agar data kualitas udara bisa lebih cepat dan akurat.

Ia menambahkan keterbukaan data menjadi langkah penting dalam memperbaiki kualitas udara secara sistematis.

Asep mengatakan penyampaian data polusi udara harus lebih terbuka agar intervensi bisa lebih efektif. Dia menilai yang dibutuhkan bukan hanya intervensi sesaat, tetapi langkah-langkah berkelanjutan dan luar biasa dalam menangani pencemaran udara.

Baca juga: KLH minta DKI persiapkan potensi modifikasi cuaca tekan polusi udara

DLH DKI Jakarta menargetkan penambahan 1.000 sensor kualitas udara berbiaya rendah (low-cost sensors) agar pemantauan lebih luas dan akurat.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Tenis Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich Kamis, 17 April 2025 07:09 WIB waktu baca 3 menit…

    Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta Kamis, 17 April 2025 07:07 WIB waktu baca 2 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *