Pakar: BPJS perlu fokus pencegahan guna tekan penyakit akibat rokok

Pakar: BPJS perlu fokus pencegahan guna tekan penyakit akibat rokok

  • Selasa, 7 Januari 2025 14:05 WIB
Pakar: BPJS perlu fokus pencegahan guna tekan penyakit akibat rokok
Ilustrasi – Seorang perokok melakukan tes spirometri, untuk mengetahui ada tidaknya gangguan di paru-paru dan saluran pernapasan saat pemeriksaan paru-paru gratis oleh klinik berhenti merokok di Solo. FOTO ANTARA/Akbar Nugroho Gumay/ed /ama/11 (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan masyarakat Universitas Muhammadiyah Hamka (Uhamka) Hermawan Saputra mengatakan intervensi yang seharusnya dikuatkan oleh BPJS Kesehatan guna mengurangi kebiasaan merokok serta menekan penyakit akibat kebiasaan itu perlu bersifat promotif dan preventif, contohnya skrining.

Hal tersebut disampaikan Hermawan sebagai respons terkait usulan agar BPJS tKesehatan ak lagi menanggung biaya pengobatan untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh merokok. Secara filosofis, katanya, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup seperti merokok semestinya tidak ditanggung BPJS Kesehatan, namun untuk mengetahui hal tersebut di lapangan tidak mudah.

Baca juga: Pemerintah perlu kebijakan basis bukti ilmiah tekan prevalensi merokok

“Tetapi untuk penyakit-penyakitnya, pada akhirnya di lapangan itu sulit sekali dibuktikan mana yang sesungguhnya direct cause atau penyebab langsung, mana yang menjadi indirect cause atau penyebab tidak langsung. Merokok itu seringkali menjadi penyebab tidak langsung,” katanya ketika dihubungi di Jakarta, Selasa.

Dia mencontohkan, pada penyakit-penyakit yang menyerang paru-paru, seperti kanker, sulit dibuktikan bahwa rokok menjadi penyebab langsung atau tidak langsung, mengingat banyak sekali penyebabnya. Namun, Hermawan membenarkan bahwa merokok menjadi faktor risiko terbesar orang terkena kanker paru-paru.

Baca juga: Kemenkes tekan prevalensi perokok guna cegah kematian dini akibat PTM

Masalah itu, katanya, juga muncul terkait pembuktian penyebab berbagai penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia, dan lain-lain.

“Penyakit-penyakit lain lebih sulit lagi untuk kita telusur seperti gangguan ginjal, terjadinya stroke, dan bahkan risiko obesitas, termasuk gangguan pada anak, stunting bayi, balita,” katanya.

Menurut dia, rokok menjadi penyebab langsung atau tidak langsung dari berbagai penyakit dan kasus yang ditanggung BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, katanya, fokus BPJS Kesehatan seharusnya pada pencegahan, serta pencapaian jaminan kesehatan semesta (universal health coverage/UHC).

Baca juga: Studi ungkap setiap rokok yang dihisap memperpendek umur

Sebelumnya, di media massa dikabarkan bahwa ada usulan agar BPJS Kesehatan tidak lagi menanggung biaya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok. Usulan ini menuai pro dan kontra.

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Tenis Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich Kamis, 17 April 2025 07:09 WIB waktu baca 3 menit…

    Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta Kamis, 17 April 2025 07:07 WIB waktu baca 2 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *