
BI petakan strategi kejar ekonomi Bali tembus 5,8 persen 2025
- Sabtu, 30 November 2024 14:52 WIB

Strategi itu yakni memperkuat sektor padat karya, pengendalian inflasi, perluasan pembiayaan pembangunan dan digitalisasi
Denpasar (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali memetakan empat strategi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata yang diperkirakan menembus kisaran 5,0-5,8 persen pada 2025.
“Strategi itu yakni memperkuat sektor padat karya, pengendalian inflasi, perluasan pembiayaan pembangunan dan digitalisasi,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Bali Gusti Agung Diah Utari di Denpasar, Bali, Sabtu.
Ia memaparkan ada tiga sektor padat karya di Bali yang berperan menggenjot ekonomi yakni pariwisata, pertanian termasuk perikanan dan sektor industri.
Pariwisata berbasis budaya dan kearifan lokal masih menjadi landasan penting pengembangan Bali sebagai destinasi wisata dunia melalui pemerataan pariwisata dan peningkatan indeks pariwisata berkualitas.
Kemudian melalui promosi desa wisata dan UMKM penunjang pariwisata serta digitalisasi sektor pariwisata.
Di sektor pertanian, lanjut dia, dilakukan melalui peningkatan produktivitas pertanian, kapasitas UMKM dan memperkuat kelembagaan UMKM pertanian.
Sedangkan di sektor industri yakni sentra industri kecil menengah berbasis agro dan ekonomi kreatif di antaranya dengan membina UMKM untuk memperluas hilirisasi pangan dan industri kreatif khas Bali.
Strategi kedua yakni pengendalian inflasi melalui kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menciptakan ekosistem ketahanan pangan produk lokal hulu-hilir dengan melibatkan Perumda Pangan, efisiensi distribusi pangan, akselerasi pembangunan pasar induk dan penguatan data neraca pangan.
Diah menjelaskan strategi ketiga yakni memperluas pembiayaan pembangunan di antaranya melalui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) kepada perbankan untuk pembiayaan sektor prioritas termasuk UMKM.
KLM merupakan pengurangan kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) di Bank Indonesia bagi perbankan yang rajin menyalurkan kredit sektor prioritas salah satunya padat karya.
Ada pun besaran GWM saat ini mencapai sembilan persen dari dana pihak ketiga (DPK) yang wajib ditempatkan perbankan di Bank Indonesia.
Insentif berupa pengurangan GWM diberikan hingga maksimal empat persen apabila kredit disalurkan ke sektor tertentu di antaranya padat karya dan UMKM.
Selain KLM, pembiayaan investasi di luar APBN dan APBD perlu ditingkatkan melalui peran unit relasi investasi regional (RIRU).
Strategi terakhir yakni dengan kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat perluasan digitalisasi sistem pembayaran dan perlindungan konsumen.
Selain itu, didukung promosi perdagangan, investasi dan promosi pariwisata.
Sementara itu, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024, perwakilan bank sentral di Bali itu memproyeksi ekonomi Bali tahun ini tetap kuat dengan outlook diperkirakan mencapai 5,1-5,9 persen.
Baca juga: BI ungkap sinyal penghasilan warga Bali tumbuh positif
Baca juga: BI Bali tegaskan mitigasi risiko penipuan daring valuta asing
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024
Komentar
Berita Terkait
BI tekankan ekonomi hijau berpeluang dongkrak UMKM di Bali
- 18 November 2024
BI tekankan hilirisasi dan pengembangan infrastruktur di Bali Utara
- 13 November 2024
BPK adakan pelatihan audit ekonomi biru
- 12 November 2024
Jusuf Kalla nilai Bali berpeluang jadi tujuan wisata medis
- 10 November 2024
BI ungkap kinerja usaha di Bali tetap kuat dipicu musim liburan
- 1 November 2024
RS BUMN di Bali lengkapi kebutuhan medis jalur udara
- 25 Oktober 2024
BSI dorong peningkatan ekonomi masyarakat Bali lewat Sentra UMKM
- 18 Oktober 2024
Kemenkominfo bidik industri gim jadi kekuatan ekonomi Indonesia
- 12 Oktober 2024