INFO NASIONAL – Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus membuktikan perannya sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan besar masih dihadapi oleh kelompok rentan, khususnya penyandang difabel dan dhuafa, dalam mengakses peluang usaha yang setara.
Menjawab tantangan tersebut, PT Jakarta Propertindo (Perseroda)/ Jakpro meluncurkan Jakpro Perkasa (Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Kreatif dan Setara), sebuah program TJSL yang difokuskan untuk memperluas peluang dan memperkuat kapasitas pelaku UMKM dari kalangan difabel dan dhuafa yang diselenggarakan di wilayah pelaksanaan proyek pembangunan LRT Jakarta fase 1 B Velodrome-Manggarai.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Program ini dijalankan melalui pendekatan empat pilar utama, mulai dari peningkatan kapasitas lewat pelatihan keterampilan teknis dan manajemen usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik peserta, dilanjutkan dengan dukungan sarana dan modal melalui bantuan alat produksi serta akses pendanaan untuk memulai maupun memperluas usaha. Program ini juga memperkuat akses pasar yang inklusif dengan membuka jejaring pemasaran melalui ekosistem bisnis Jakpro dan platform digital, serta memastikan keberlanjutan dampak melalui mentoring berkelanjutan berupa pendampingan intensif jangka panjang sebagai wujud komitmen Jakpro terhadap inklusivitas.
“Kami percaya bahwa keterbatasan fisik maupun ekonomi bukan penghalang untuk berkontribusi bagi perekonomian Jakarta. Melalui Jakpro Perkasa, kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi kota ini bersifat inklusif, di mana saudara-saudara kita para difabel dan dhuafa memiliki posisi tawar yang kuat sebagai pelaku UMKM yang tangguh,” kata VP Corporate Secretary Jakpro, Yeni Widayanti.
Melalui inisiatif ini, Jakpro berkomitmen untuk tidak hanya sekadar memberikan bantuan sosial, tetapi membangun ekosistem kewirausahaan yang memanusiakan dan memberdayakan. Sebab, program ini merupakan salah satu langkah yang ditempuh Jakpro dalam upaya pengentasan kemiskinan di DKI Jakarta.
Harapannya, para penerima manfaat program ini nantinya dapat bertransformasi dari penerima bantuan menjadi penggerak ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja baru di lingkungannya. Melalui Program Jakpro Perkasa, Jakpro menargetkan perubahan yang terukur bagi penerima manfaat, khususnya kelompok difabel, dengan mendorong lahirnya kemandirian ekonomi berbasis kelompok.
Setidaknya 20 penerima manfaat ditargetkan memiliki usaha aktif yang dikelola bersama, sekaligus diperkuat dengan penguasaan keterampilan baru yang relevan dengan kebutuhan pasar dengan target minimal 80 persen peserta mampu menguasai kemampuan teknis tersebut sebagai fondasi keberlanjutan usaha. Di saat yang sama, program ini diarahkan untuk membentuk kelembagaan kelompok usaha difabel yang solid, lengkap dengan sistem dukungan antaranggota (peer support) agar kolaborasi dan akses terhadap mitra eksternal semakin terbuka.
“Program Jakpro Perkasa bukan sekadar pemberian bantuan modal, melainkan upaya menciptakan ekosistem yang inklusif. Kami bangga melihat rekan-rekan difabel dan dhuafa kini tidak hanya memiliki keterampilan baru, tetapi juga organisasi usaha yang solid dan peningkatan penghasilan yang nyata,” ujar Yeni.
Melalui inisiatif positif ini, Jakpro menegaskan komitmennya untuk terus mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan sosial di Jakarta. (*)






