Meksiko pertanyakan larangan ternak yang diterapkan AS

Meksiko pertanyakan larangan ternak yang diterapkan AS

  • Sabtu, 19 Juli 2025 05:59 WIB
  • waktu baca 2 menit
Meksiko pertanyakan larangan ternak yang diterapkan AS
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum. Meksiko pada Kamis (17/7) mengkritik keputusan Amerika Serikat (AS) untuk tetap melarang masuknya ternak Meksiko ke AS karena wabah ulat sekrup. ANTARA/Xinhua

Dalam beberapa kasus, larangan ini dapat ditafsirkan sebagai isu politik terhadap Meksiko

Mexico City (ANTARA) – Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum pada Kamis (17/7) mengkritik keputusan Amerika Serikat (AS) untuk tetap melarang masuknya ternak Meksiko karena wabah ulat sekrup (screwworm), mengatakan bahwa kebijakan tersebut tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas dan kemungkinan bermotif politik.

Hama ulat sekrup terdeteksi di Meksiko selatan, lebih dari 1.000 kilometer jauhnya dari negara-negara bagian penghasil ternak di Meksiko utara yang terdampak larangan AS tersebut, kata Sheinbaum dalam konferensi pers hariannya.

Dia mendesak Washington untuk mengklarifikasi kriteria kesehatan yang menjadi dasar pelarangan tersebut.

“Ini tampaknya lebih bersifat politis. Dalam beberapa kasus, larangan ini dapat ditafsirkan sebagai isu politik terhadap Meksiko, tetapi jangan lupa bahwa ada pemilu di AS yang akan berlangsung setahun lagi,” kata Sheinbaum.

Dia juga mengkritik beberapa tokoh politik AS yang memperlakukan Meksiko sebagai “pinata” selama kampanye pemilu dan memperingatkan agar tidak menggunakan isu-isu bilateral untuk kepentingan politik dalam negeri.

Terlepas dari kritik tersebut, Sheinbaum mengatakan bahwa Menteri Pertanian Meksiko Julio Berdegue sedang berdiskusi dengan Menteri Pertanian AS Brooke Rollins untuk memajukan negosiasi dan mencegah pembatasan lebih lanjut terhadap ekspor ternak.

Sheinbaum juga mengonfirmasi bahwa AS telah setuju menginvestasikan 30 juta dolar AS untuk pembangunan fasilitas produksi lalat mandul di Meksiko, sebuah alat biologis penting dalam memerangi ulat sekrup. Fasilitas itu diperkirakan akan selesai dibangun dalam waktu kurang dari setahun.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    KPK Ungkap Ada Pihak Melarikan Diri Saat OTT di Kalsel

    Jakarta – KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (Kalsel). KPK mengungkap ada pihak yang tak kooperatif dalam OTT tersebut. “Juga dalam kegiatan di…

    Prabowo Lantik 6 Dubes RI untuk Jepang, Korut, hingga Aljazair

    Jakarta – Presiden Prabowo Subianto melantik enam duta besar (dubes) RI untuk sejumlah negara sahabat. Para dubes RI yang dilantik akan menjadi perwakilan RI di sejumlah negara, dari Jepang hingga…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *