
Rupiah diprediksi melemah seiring tingkat kepercayaan konsumen menurun
- Rabu, 16 April 2025 09:54 WIB
- waktu baca 2 menit

Masyarakat cenderung bijaksana dalam pengeluaran dan investasi yang tercerminkan dari meningkatnya permintaan emas akhir-akhir ini
Jakarta (ANTARA) – Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS cenderung melemah terbatas karena penurunan tingkat kepercayaan konsumen dan penurunan tingkat penjualan mobil.
“Jelas melemahnya daya beli masyarakat dan antisipasi masyarakat akan ketidakpastian ekonomi ke depannya (yang menyebabkan penurunan data-data tersebut). Masyarakat cenderung bijaksana dalam pengeluaran dan investasi yang tercerminkan dari meningkatnya permintaan emas akhir-akhir ini,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Maret 2025 mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2025 berada pada level sebesar 121,1.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menjadi penopang IKK masing-masing tercatat 110,6 dan 131,7, lebih rendah apabila dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 114,2 dan 138,7.
BI mencatat IKE pada Maret 2025 didukung oleh seluruh komponennya, yaitu Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI), Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG), dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK), yang masing-masing tercatat sebesar 121,3, 110,2, dan 100,3.
Meski seluruh komponen IKE tersebut berada pada level optimis, tercatat IPSI, IPDG, dan IKLK lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 122,7, 113,7, dan 106,2.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan, sebagaimana tercermin pada IEK, diprakirakan tetap kuat. BI mencatat, tetap kuatnya IEK bersumber dari seluruh komponennya.
Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP), Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU), dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) pada Maret 2025 masing-masing tercatat sebesar 137,0, 132,2 dan 125,9, meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 143,3, 138,6, dan 134,2.
Faktor lain pelemahan kurs rupiah ialah kekhawatiran investor atas perang tarif yang dilancarkan Amerika Serikat (AS), terutama pasca boikot China atas pengiriman pesawat Boeing.
“Boikot China atas Boeing adalah sikap yang keras, mengingat penjualan Boeing di China mencapai 20 persen dari total global. Hal ini menunjukkan potensi eskalasi tensi China-AS ke depannya,” ucap Lukman.
Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan nilai tukar rupiah berkisar Rp16.750-Rp16.850 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu pagi di Jakarta, menguat sebesar 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.819 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.827 per dolar AS.
Baca juga: BI: Modal asing keluar bersih capai Rp24,04 triliun pada 8-10 April
Baca juga: OJK: Pelemahan nilai tukar rupiah tak banyak pengaruhi neraca bank
Baca juga: Ekonom Unand ingatkan pentingnya disiplin fiskal jaga kurs rupiah
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
KPK jelaskan prinsip kehati-hatian dalam kasus CSR BI
- 10 April 2025
BI Bali mitigasi risiko inflasi jelang Galungan
- 9 April 2025
Rekomendasi lain
Cara mengisi token listrik pada meteran
- 5 Agustus 2024
Asal-usul sejarah Hari Pahlawan 10 November 1945 dan tujuannya
- 6 November 2024
Daftar susunan acara dalam resepsi pernikahan
- 30 Juli 2024
Informasi lengkap tentang pembukaan CPNS Kemendikbud 2024
- 23 Agustus 2024