
Pakar: Perlu ada perbaikan usai Presiden minta maaf soal komunikasi
- Senin, 14 April 2025 18:09 WIB
- waktu baca 2 menit

Jadi, jangan ada kesan menyembunyikan sesuatu, terutama informasi tentang program yang sedang berjalan.
Jakarta (ANTARA) – Pakar komunikasi politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo memandang perlu langkah perbaikan setelah Presiden RI Prabowo Subianto meminta maaf terkait dengan komunikasi pemerintahannya.
“Ke depannya tentu butuh evaluasi yang lebih bagus, bukan sekadar mengakui salah, melainkan memperbaiki kesalahan itu yang penting,” ujar Kunto saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.
Oleh sebab itu, dia menyarankan kepada Pemerintah untuk melakukan dua langkah, yakni pertama lebih transparan.
“Jadi, jangan ada kesan menyembunyikan sesuatu, terutama informasi tentang program yang sedang berjalan,” katanya.
Kunto lantas berpesan, “Jangan sampai program-program itu di-launching (diluncurkan) dengan tiba-tiba saja tanpa ada pelibatan publik dalam perencanaannya.”
Ia mengingatkan bahwa komunikasi merupakan bagian strategis dari pembuatan kebijakan pemerintahan, bukan sebatas pemadam kebakaran ketika kebijakan tersebut ditolak atau menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.
Langkah kedua, Lanjut Kunto, pemerintahan Presiden Prabowo ke depannya harus bisa lebih mendengarkan.
Baca juga: Memperbaiki strategi komunikasi, menjaga kepercayaan publik
Baca juga: Pakar sebut Indonesia alami ketiadaan model komunikasi politik
Selain menyampaikan apa yang jadi program pemerintah, menurut dia, yang juga sama pentingnya adalah mendengarkan keluh kesah rakyat, kritik, dan bahkan perspektif lain tentang kebijakan-kebijakan pemerintah.
Pada kesempatan wawancara, dia mengapresiasi langkah Presiden Prabowo yang mengakui dan bertanggung jawab atas komunikasi pemerintahannya yang kurang kepada publik.
“Apa yang dilakukan Presiden Prabowo adalah bentuk kepemimpinan yang baik,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto saat diwawancarai enam jurnalis di kediamannya, Hambalang, Jawa Barat, Minggu (6/4), mengakui dan bertanggung jawab atas kekurangan tersebut.
“Saya akui bahwa selama 150 hari, menurut pendapat saya, saya yang bertanggung jawab, saya yang salah,” ujar Presiden.
Presiden menambahkan, “Masalah salah ucap, tim saya 'kan orang-orang baru dalam pemerintahan. Banyak orang baru dalam pemerintahan. Sebagian menteri yang senior, ada yang dari kabinet lama, tetapi banyak yang baru. Jadi, mungkin kurang waspada, kurang hati-hati dalam mengucap.”
Pewarta: Rio Feisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025
Komentar
Berita Terkait
Rekomendasi lain
Bacaan doa shalat istikharah lengkap dengan artinya
- 26 Juli 2024
Lirik lagu senam “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” 2025
- 15 Januari 2025
Lirik lagu “Nemen” oleh NDX AKA dan maknanya
- 9 September 2024
Lirik lagu patah hati “Sadrah” dari For Revenge
- 29 Agustus 2024
Cara pencairan DPLK BRI
- 4 Oktober 2024
Mengenal amalan membaca Yasin Fadhilah
- 24 Juli 2024