Dokter: Teknologi bayi tabung Indonesia tidak kalah dengan negara maju

Dokter: Teknologi bayi tabung Indonesia tidak kalah dengan negara maju

  • Jumat, 11 April 2025 17:07 WIB
  • waktu baca 2 menit
Dokter: Teknologi bayi tabung Indonesia tidak kalah dengan negara maju
Ilustrasi program bayi tabung (ANTARA/Pixabay)

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr. Gita Pratama, Sp. OG, Subsp. F.E.R, M.Rep.Sc mengatakan fasilitas dan teknologi penunjang prosedur bayi tabung di Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju.

Menurut dia teknologi bayi tabung di Indonesia dapat berkembang menyaingi negara-negara maju karena didorong oleh globalisasi sehingga akses pertukaran teknologi antar negara kini menjadi lebih mudah.

“Jadi globalisasi merupakan hal yang sangat positif untuk perkembangan teknologi IVF (in vitro fertilization atau bayi tabung) di Indonesia, dan saya bisa bilang bahwa teknologi IVF di Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju,” kata dr Gita yang berpraktik di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam diskusi daring yang dipantau pada Jumat.

Ketersediaan teknologi bayi tabung terbaru yang dimiliki Indonesia, kata dia, juga didukung oleh akses luas bagi para tenaga ahli kepada berbagai pelatihan dan pendidikan pada bidang terkait.

Baca juga: Dokter sebut usia ideal perempuan untuk bayi tabung di bawah 35 tahun

“Untuk akses pelatihan-pelatihan, pendidikan, sekarang kita bisa melatih embriologis kita, kemudian dokter-dokter ahli fertilitas kita, bahkan dengan Zoom saja sudah bisa kita mendapatkan berbagai macam ilmu,” ujarnya.

Oleh karena itu, pasangan yang hendak menjalani program bayi tabung tidak perlu melakukannya di luar negeri, karena teknologi dan tenaga ahli dalam negeri sudah cukup mumpuni.

Akan tetapi, Gita menyoroti masih terbatasnya penyebaran fasilitas kesehatan yang membuka praktik bayi tabung di tanah air.

Baca juga: Dokter: Gaya hidup sehat perbesar peluang program bayi tabung

“Memang sekarang masih terpusat di kota-kota besar, ya. Tentu saja di Jawa, di Sumatera, dan Bali. Sedangkan di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, mungkin belum banyak, ya,” katanya.

Selain itu, persoalan pembiayaan program bayi tabung juga menjadi hambatan karena tidak ditanggung oleh BPJS.

Gita menjelaskan, Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri) tengah mengupayakan untuk memperluas ketersediaan fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan bayi tabung serta memudahkan pembiayaannya agar bisa diakses oleh lebih banyak orang.

“Ini juga perlu dibantu pemerintah, tentu saja, untuk terus mempermudah regulasi dan juga akses bagi pasien,” ucapnya.

Baca juga: Dokter: Diet sangat tidak dianjurkan untuk ibu yang ikuti bayi tabung

Baca juga: Ahli: Peluang keberhasilan bayi tabung ditentukan oleh usia ibu

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Venue konser The TENSE harum semerbak, diberi parfum racikan Taeyeon

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Venue konser The TENSE harum semerbak, diberi parfum racikan Taeyeon Minggu, 13 April 2025 00:56 WIB waktu baca…

    Kejagung tetapkan Ketua PN Jaksel tersangka kasus suap Rp60 miliar

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kejagung tetapkan Ketua PN Jaksel tersangka kasus suap Rp60 miliar Minggu, 13 April 2025 00:52 WIB waktu baca…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *