Mengapa ibu baru melahirkan sering dilanda kesedihan? Ini alasannya

Mengapa ibu baru melahirkan sering dilanda kesedihan? Ini alasannya

  • Rabu, 9 April 2025 08:07 WIB
  • waktu baca 4 menit
Mengapa ibu baru melahirkan sering dilanda kesedihan? Ini alasannya
Ilustrasi – Tangan ibu yang baru melahirkan dan bayinya. ANTARA/Shutterstock/am.

Jakarta (ANTARA) – Menjadi ibu adalah momen yang begitu dinanti dan penuh kebahagiaan. Namun, tak sedikit ibu baru yang justru merasa sedih, cemas, bahkan menangis tanpa alasan yang jelas beberapa hari setelah melahirkan.

Fenomena ini dikenal sebagai baby blues, banyak yang belum mengetahui bahwa kenyataannya kondisi ini dipicu oleh kombinasi perubahan fisik, emosional, dan lingkungan yang tidak selalu terlihat dari luar. Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat mempengaruhi kondisi ibu setelah melahirkan:

Baca juga: Waspada! Ini bedanya gejala baby blues dan depresi postpartum

Perubahan hormon yang drastis

Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh ibu turun secara drastis. Perubahan mendadak ini mempengaruhi keseimbangan kimia di otak, yang dapat memicu suasana hati menjadi tidak stabil. Inilah salah satu alasan biologis mengapa ibu baru lebih mudah merasa sedih atau cemas.

Kurang tidur dan kelelahan

Begadang demi menyusui atau menenangkan bayi membuat ibu kekurangan tidur. Tubuh yang lelah tanpa istirahat cukup akan mempengaruhi kestabilan emosi. Rasa kantuk berkepanjangan bisa memicu frustrasi, mudah marah, dan menangis tanpa sebab.

Tekanan peran baru

Menjadi ibu bukan hanya perubahan fisik, tapi juga peran sosial dan emosional yang besar. Banyak ibu merasa harus langsung bisa menguasai segalanya: menyusui, menenangkan bayi, menjaga rumah tetap rapi. Tekanan untuk menjadi “ibu sempurna” ini bisa menimbulkan rasa tidak percaya diri, bahkan kegagalan.

Rasa kesepian

Meski dikelilingi keluarga, tak sedikit ibu baru yang merasa sendiri dalam menjalani masa pascapersalinan. Minimnya ruang untuk mengekspresikan emosi atau berbagi cerita membuat beban emosional kian menumpuk. Di sinilah pentingnya dukungan sosial hadir, bukan sekadar bantuan fisik tapi juga kehadiran emosional.

Kurangnya dukungan

Beberapa ibu tidak mendapatkan cukup dukungan dari pasangan, keluarga, atau lingkungan. Padahal, keberadaan orang yang bisa mendengar tanpa menghakimi sangat dibutuhkan di masa ini. Tanpa itu, rasa sedih bisa berubah menjadi perasaan terasing, bahkan penolakan terhadap diri sendiri atau bayinya.

Masa pasca melahirkan adalah periode yang penuh perubahan baik secara fisik, emosional, maupun mental. Wajar jika seorang ibu merasa kewalahan di awal, karena tubuh dan pikiran sedang beradaptasi dengan peran baru. Untuk itu, penting bagi ibu untuk menjaga dirinya sendiri, bukan hanya demi kesehatan pribadi, tetapi juga demi kebaikan bayi.

Baca juga: Kiat mengelola emosi bagi ibu yang mengalami “baby blues”

Berikut beberapa langkah sederhana namun berarti yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyesuaian ini:

1. Prioritaskan waktu tidur

Istirahat yang cukup merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga kestabilan suasana hati dan energi. Jika memungkinkan, tidurlah saat bayi tidur dan jangan ragu meminta bantuan orang terdekat untuk bergantian menjaga bayi.

2. Terima dan minta dukungan

Pasca melahirkan bukan waktu untuk mengerjakan semuanya sendiri. Fokus utama ibu adalah merawat diri dan membangun kedekatan dengan bayi. Hal-hal lain, seperti pekerjaan rumah tangga, sebaiknya dibagi atau didelegasikan kepada pasangan, keluarga, atau orang terpercaya.

3. Pastikan asupan makan dan minum terjaga

Tubuh membutuhkan energi untuk pulih. Pastikan ibu makan secara teratur dan cukup minum air putih. Bagi yang menyusui, perhatikan pula asupan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh.

4. Pertahankan rutinitas harian

Meski kehidupan berubah setelah hadirnya bayi, menjaga rutinitas sederhana seperti waktu makan, paparan cahaya pagi, dan istirahat malam tetap penting. Ini membantu tubuh tetap memiliki ritme yang stabil.

5. Kelola ekspektasi dengan bijak

Tidak sedikit ibu yang merasa sedih karena kenyataan tidak sesuai harapan. Setiap proses menjadi ibu itu unik, dan tidak ada satu pun cara yang sempurna. Memberi ruang untuk berproses akan membantu mengurangi tekanan yang dirasakan.

6. Lakukan perawatan diri sehari-hari

Hal-hal sederhana seperti mandi, menyantap sarapan, atau mendapatkan pelukan dari pasangan bisa sangat berarti. Merawat diri bukan hal egois, melainkan bentuk penghargaan atas perjuangan diri sendiri.

Baca juga: Pahami beda “baby blues” dengan depresi seusai melahirkan

Baca juga: Simak lagi warta soal Shannen Doherty hingga impresi pakai NETA V-II

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Tenis Zverev melenggang mulus ke perempat final Munich Kamis, 17 April 2025 07:09 WIB waktu baca 3 menit…

    Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kamis, SIM Keliling tersedia di lima lokasi Jakarta Kamis, 17 April 2025 07:07 WIB waktu baca 2 menit…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *