Warga Nganjuk terbantu Program Keluarga Harapan

Warga Nganjuk terbantu Program Keluarga Harapan

  • Minggu, 30 Maret 2025 14:15 WIB
  • waktu baca 3 menit
Warga Nganjuk terbantu Program Keluarga Harapan
Sulastri (47) warga Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur memegang kartu Penerima PKH. ANTARA/ Asmaul

Bisa menyekolahkan anak sampai tinggi, lulus S1

Nganjuk (ANTARA) – Warga Nganjuk, Jawa Timur, terbantu dengan program dari Kemensos yakni Program Keluarga Harapan (PKH) sebab bisa membantu keluarga hingga menyekolahkan anak ke jenjang sarjana.

Salah seorang penerima bantuan PKH, Sulastri (47) warga Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Nganjuk, mengaku dirinya terdaftar sebagai penerima PKH sejak 2013 dengan tiga orang komponen atau tiga anak yang masih menempuh pendidikan.

“Saya KPM dari tahun 2013. Pertama menerima bantuan PKH itu di kantor pos sebesar Rp687.500, dengan tiga komponen, satu SMA, satu SD dan satu balita,” katanya di Nganjuk, Minggu.

Ia mengatakan bantuan yang diterima dari PKH itu sangat berarti bagi keluarganya. Selain untuk kebutuhan sehari-hari, juga untuk pendidikan anak-anaknya.

Dirinya menyebut, kehidupan ekonomi keluarganya memang belum stabil saat itu dengan tiga orang anak yang masuk duduk di bangku sekolah. Namun, dengan PKH yang diterima sangat membantu ekonomi keluarga dan pendidikan anak-anaknya.

Dari PKH, kata dia, bisa mendapatkan modal usaha Rp500 ribu yang kemudian digunakannya untuk membuka usaha katering dan membuat kue-kue. Pesanan itu laris sehingga turut menopang ekonomi keluarga.

Baca juga: Penerima PKH mengaku meningkat kesejahteraanya

Baca juga: PKH buat penjual kerupuk telur asin entas dari kemiskinan

Selain itu, dari PKH pula anaknya mendapatkan keringanan biaya pendidikan. Hingga kini, dua anaknya telah lulus menjadi sarjana dan mengajar di salah satu madrasah di Nganjuk dan satu anaknya masih duduk di bangku SMP.

“Alhamdulillah sangat membantu untuk perekonomian. Bisa menyekolahkan anak sampai tinggi, lulus S1, sekarang tinggal satu komponen SMP di Kertosono,” kata dia.

Ia mengatakan dirinya dan suami, Sigit Waskito (55) tidak sekolah tinggi sehingga mendorong seluruh anak-anaknya untuk bersekolah tinggi.

“Saya dukung anak biar besok di zaman digital tidak ketinggalan. Saya suruh sekolah yang tinggi, mumpung ada bantuan pendidikan,” kata dia.

Ia pun juga terbantu dengan pendampingan yang diberikan oleh tim pendamping. Setiap bulan ada pertemuan yang isinya tentang beragam pengetahuan misalnya cara mengasuh anak, gizi anak, manajemen keuangan sehingga tidak gali lubang tutup lubang.

Dirinya juga sudah bersiap jika nantinya diputuskan untuk tidak lagi mendapatkan PKH. Dari modal yang didapatkan dahulu terus diputar sehingga ada saja yang pesan pada dirinya.

“Saya tetap berusaha, merintis dari awal buka katering. Alhamdulillah berjalan lancar. Dulu ada bantuan untuk pengurus Rp500 ribu saya sisihkan untuk modal. Sampai sekarang berputar, alhamdulillah lancar bisa membantu betul,” ujar dia.

Sementara itu, anak dari Sulastri, yakni Riski Nurahmatul (26) mengaku beruntung dengan PKH yang diterima ibunya. Ia dengan adiknya tetap bisa sekolah tinggi hingga sarjana bahkan bisa mendapatkan potongan uang kuliah hingga 50 persen.

“Dulu yang mendaftarkan ibu saya, dapat potongan 50 persen. Saya lulus tahun 2020 dan sekarang mengajar di MI,” kata dia.

Baca juga: Tasni, penerima bansos sukses usaha minyak nilam

Baca juga: TKN: PKH sukses turunkan angka kemiskinan

Koordinator PKH Kabupaten Nganjuk Khusnul Kholik mengungkapkan di kabupaten ini yang terdata penerima PKH ada 58.737 keluarga penerima manfaat (KPM).

Ia menyebut, Kemensos juga sudah menginformasikan bahwa satu pendamping dalam satu tahun mengraduasi minimal 10 KPM. Saat ini sudah berjalan sejak Januari 2025.

“Sampai hari ini rata-rata per SDM (pendamping) rata-rata graduasi 1-2 orang. Tinggal mengalikan saja, jumlah pendamping ada 170 orang,” kata dia.

Pihaknya menambahkan setiap bulan memang mengadakan pertemuan yang diikuti KPM dengan berbagai materi. Selain itu, pendamping juga memberi motivasi agar KPM meningkat kesejahteraannya dan siap graduasi.

Baca juga: Mensos: Bansos PKH sukses tersalur 98,20 persen hingga November

Baca juga: Ketika mereka ambil keputusan stop terima bantuan PKH

Baca juga: Setiap tahun 10 KPM di Kudus ditargetkan graduasi dari PKH

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Kemarin, kendaraan keluar Jakarta hingga kunjungan di Lapas Cipinang

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kemarin, kendaraan keluar Jakarta hingga kunjungan di Lapas Cipinang Rabu, 2 April 2025 05:59 WIB waktu baca 3…

    Kalahkan Empoli 3-0, satu kaki Bologna di final Piala Italia

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Piala Italia Kalahkan Empoli 3-0, satu kaki Bologna di final Piala Italia Rabu, 2 April 2025 05:38 WIB…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *