Jenis-jenis kontrasepsi untuk pria dan wanita serta penjelasannya

Jenis-jenis kontrasepsi untuk pria dan wanita serta penjelasannya

  • Minggu, 30 Maret 2025 13:14 WIB
  • waktu baca 5 menit
Jenis-jenis kontrasepsi untuk pria dan wanita serta penjelasannya
Ilustrasi – Pil KB. ANTARA/Shutterstock/am.

Jakarta (ANTARA) – Di era modern ini, perencanaan keluarga menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan berkeluarga. Dengan berbagai pilihan kontrasepsi yang ada, sebenarnya lebih baik memasang kontrasepsi pada wanita atau pria?

Dalam upaya mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, pasangan sering kali dihadapkan pada pilihan antara menggunakan kontrasepsi untuk wanita atau pria.

Namun, mayoritas penggunaan metode kontrasepsi di Indonesia masih didominasi oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Hal ini dibuktikan berdasarkan data BPS tahun 2024, sebanyak 56,26% wanita berumur 15-49 tahun dan berstatus kawin yang sedang menggunakan atau memakai alat KB.

Sementara itu, PBB memprediksi pada tahun 2022, tingkat penggunaan kontrasepsi di kalangan perempuan yang telah menikah diperkirakan mencapai 62,2%. Angka ini diproyeksikan terus meningkat hingga mencapai 64,4% pada tahun 2030.

Meskipun wanita memiliki lebih banyak opsi, keterlibatan pria dalam penggunaan kontrasepsi sangat dibutuhkan.

Berikut penjelasan terkait kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode KB, serta peran kedua gender dalam memilih kontrasepsi yang tepat.

Baca juga: Penyediaan kontrasepsi remaja perlu libatkan unsur budaya dan agama

Jenis kontrasepsi untuk wanita

1. Pil KB

Pil KB adalah metode hormonal yang mengandung estrogen dan progestin. Efektivitas cegah kehamilan dapat mencapai 91-99% jika digunakan dengan benar dan dipadukan dengan metode kontrasepsi lain, seperti kondom.

Namun, pil ini harus diminum setiap hari pada waktu yang sama, dan beberapa wanita mungkin mengalami efek samping seperti mual, sakit kepala, perubahan mood, dan penurunan gairah seks. Pil KB juga tidak melindungi dari penyakit menular seksual

2. IUD atau KB spiral

IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk “T” yang dimasukkan ke dalam rahim. Terdapat dua jenis IUD, yakni hormonal dan non hormonal.

Keduanya memiliki efektivitas lebih dari 99% dan dapat bertahan hingga 10 tahun. Meskipun efektif, pemasangan IUD masih dapat berpotensi menyebabkan rasa sakit dan tidak cegah infeksi menular seksual pada wanita.

3. Implan

Implan adalah batang kecil yang ditanam di bawah kulit lengan atas wanita. Sebuah batang kecil yang mengandung hormon berfungsi untuk menghalangi pergerakan sperma menuju sel telur serta mencegah ovulasi.

Metode ini melepaskan hormon progestin secara perlahan dan efektif hingga 3 tahun. Namun, implan juga dapat menyebabkan efek samping serupa dengan pil KB, terutama pola haid dapat berubah pada awal pemakaian.

4. Suntik KB

Suntikan hormon ini guna menghambat sperma bertemu sel telur. Wanita akan disuntik setiap 1-3 bulan sekali dan menjadi pilihan kontrasepsi terbanyak. Tingkat efektivitas sekitar 94% dan kegagalannya kurang dari 1%.

Walaupun efektif, metode kontrasepsi ini dapat memberikan efek samping pada wanita, seperti mual, pendarahan berupa bercak, sakit kepala, nyeri payudara, dan tidak melindungi dari IMS atau HIV.

5. Sterilisasi wanita

Prosedur permanen atau sterilisasi melibatkan pemotongan atau penutupan tuba falopi untuk mencegah kehamilan. Efektivitasnya mencapai 99,8%. Namun, metode ini memiliki efek samping berupa mual, muntah, kram, pusing, perdarahan, atau keluar bercak darah. Bahkan metode ini dapat menyebabkan mandul permanen.

Baca juga: Ragam jenis alat kontrasepsi, kelebihan dan kekurangannya

Jenis kontrasepsi untuk pria

1. Kondom

Kondom adalah metode paling umum bagi pria dengan efektivitas sekitar 98%, jika cara penggunaannya tepat. Kondom hanya dipakai satu kali pada kelamin pria saat melakukan hubungan intim.

Selain mencegah kehamilan, kondom juga melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).

Penggunaan kondom pada pria sangat aman dari efek samping, walaupun memungkinkan dapat mengalami alergi, iritasi, atau nyeri pada intim wanita.

2. Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur bedah permanen yang memutus saluran sperma sehingga tidak dapat membuahi sel telur.

Dengan tingkat efektivitas lebih dari 99%, vasektomi menjadi pilihan bagi pria yang tidak ingin memiliki anak lagi.

Metode ini sangat aman dan minim efek samping para pria. Meskipun masih memungkinkan timbul rasa sakit, kondisi ini hanya terjadi satu hingga dua persen pria, sehingga jarang terjadi.

Ketimpangan gender dalam penggunaan kontrasepsi merupakan isu penting di banyak negara, termasuk Indonesia.

Wanita sering kali memikul tanggung jawab besar dalam perencanaan keluarga karena pilihan metode yang lebih banyak tersedia untuk mereka.

Padahal perlu diketahui partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi sangat penting, supaya keduanya saling tanggung jawab atas kesehatan reproduksi mereka.

Baca juga: Mobil pelayanan KB permudah masyarakat akses KB jangka panjang

Berbagai studi menunjukkan bahwa pria cenderung kurang terlibat dalam keputusan mengenai kontrasepsi dibandingkan wanita, mulai dari dukungan pemilihan kontrasepsi hingga penggunaannya terhadap pria.

Pria dan wanita sama-sama memiliki peran krusial dalam pencegahan kehamilan tidak direncanakan. Akan tetapi, pria sebagai kepala rumah tangga memiliki peran dan keputusan lebih besar dalam kontribusi tersebut.

Hal ini sering kali disebabkan oleh stigma sosial dan kurangnya edukasi mengenai pentingnya partisipasi pria dalam program keluarga berencana.

Tidak ada jawaban pasti mengenai manakah pemasangan kontrasepsi pada wanita atau pria yang lebih baik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Wanita memiliki lebih banyak pilihan dengan efektivitas tinggi tetapi sering kali disertai efek samping, sedangkan pria memiliki opsi terbatas namun tetap memiliki efektivitas.

Penting bagi pasangan untuk berdiskusi secara terbuka tentang kebutuhan masing-masing sebelum membuat keputusan tentang kontrasepsi.

Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran dan kontribusi pria wanita perihal program keluarga berencana sangat penting, agar mencapai keseimbangan tanggung jawab antara kedua gender dalam kesehatan reproduksi.

Baca juga: Pil kontrasepsi dapat pengaruhi suasana hati dan depresi

Baca juga: Pemkot Tangerang gelar pelayanan KB gratis hingga 21 Februari

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Kemarin, kendaraan keluar Jakarta hingga kunjungan di Lapas Cipinang

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Kemarin, kendaraan keluar Jakarta hingga kunjungan di Lapas Cipinang Rabu, 2 April 2025 05:59 WIB waktu baca 3…

    Kalahkan Empoli 3-0, satu kaki Bologna di final Piala Italia

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Piala Italia Kalahkan Empoli 3-0, satu kaki Bologna di final Piala Italia Rabu, 2 April 2025 05:38 WIB…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *