
Jakarta (ANTARA) – Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan bahwa kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electri Vehicle/BEV) secara umum lebih efisien dan hemat biaya dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil (Internal Combustion Engine/ICE).
“BEV secara umum lebih efisien dan hemat dibandingkan kendaraan ICE. BEV mengubah sekitar 85-90 persen energi listrik menjadi tenaga, sementara ICE hanya mengubah 20-30 persen energi bahan bakar menjadi tenaga, karena banyak energi terbuang sebagai panas,” ujarnya saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, Yannes membeberkan perhitungan biaya yang perlu dikeluarkan dengan pemakaian BEV, dibandingkan dengan ICE.
Baca juga: Biaya konsumsi listrik NETA V Rp290 ribu per bulan
Dari segi konsumsi energi, untuk jarak tempuh 100 kilometer (km), BEV rata-rata mengonsumsi sekitar 15 kWh. Jika tarif listrik saat ini Rp1.500/kWh, maka biaya yang dikeluarkan sekitar Rp22.500 untuk 100 km.
Sebaliknya, kendaraan ICE dengan konsumsi bahan bakar sekitar 8 liter per 100 km (untuk mobil efisien) membutuhkan biaya sekitar Rp120 ribu jika harga bensin Rp15.000 per liter. Beberapa mobil ICE bahkan membutuhkan lebih dari 8 liter bahan bakar per 100 kilometernya.
“Di sini jelas, penghematan BEV bisa mencapai 80 persen dari ICE untuk jarak tempuh yang sama,” kata Yannes.
Baca juga: Luhut: kendaraan listrik kurangi konsumsi BBM 70 miliar liter/tahun
Selain itu, Yannes mengungkap biaya perawatan BEV juga lebih rendah dibandingkan kendaraan ICE. BEV memiliki lebih sedikit komponen yang bergerak, sehingga tidak memerlukan penggantian oli, busi, atau filter udara layaknya ICE.
Perawatan utama BEV terfokus pada sistem pendingin baterai dan rem. Sementara itu, kendaraan ICE membutuhkan perawatan lebih kompleks yang melibatkan mesin, transmisi, hingga sistem pembuangan. Hal ini, menurut Yannes, menyebabkan perawatan tahunan BEV diperkirakan 30-50 persen lebih murah.
“Secara signifikan, BEV lebih hemat dalam jangka panjang, terutama dengan kenaikan harga BBM dan insentif pemerintah untuk kendaraan ramah lingkungan,” tambahnya.
Baca juga: Keunggulan B range pada Honda C-RV RS e:HEV
Namun, Yannes menyoroti tantangan utama bagi BEV yang hingga saat ini masih terletak pada harga beli yang lebih tinggi dan keterbatasan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Meskipun demikian, dengan semakin banyaknya merek-merek mobil listrik baru yang menawarkan BEV dengan harga lebih terjangkau, serta peningkatan jangkauan baterai yang kini rata-rata mencapai 400 km, kekhawatiran mengenai jarak tempuh (range anxiety) semakin berkurang dibandingkan dengan sebelumnya.
Baca juga: Bocoran keunggulan Wuling EV yang akan dijual di Indonesia tahun ini
Baca juga: Toyota dinilai tunjukkan keunggulan produk kendaraan elektrifikasi
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025