Penglipuran manfaatkan hutan bambu buat tampung wisatawan Nataru

Penglipuran manfaatkan hutan bambu buat tampung wisatawan Nataru

  • Selasa, 17 Desember 2024 20:04 WIB
Penglipuran manfaatkan hutan bambu buat tampung wisatawan Nataru
Manajer Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa diwawancara soal kesiapan daya tarik wisata menyambut kunjungan wisatawan Natal dan Tahun Baru 2025 di Denpasar, Selasa (17/12/2024) (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Denpasar (ANTARA) – Desa Wisata Penglipuran di Bali memanfaatkan area baru hutan bambu untuk dapat menampung lonjakan wisatawan di momen Natal dan Tahun Baru 2025.

Manajer Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa di Denpasar, Selasa, mengatakan jika berkaca dari momentum yang sama tahun sebelumnya dalam sehari mereka bisa kedatangan 9.000 pengunjung sementara kapasitas awal hanya mampu untuk 2.000 pengunjung.

“Kami terus melakukan inovasi-inovasi salah satunya hutan bambu sekarang, ini alam yang kami jaga luasnya 45 hektar yang merupakan lahan konservasi di desa yang sudah disepakati masyarakat Penglipuran,” kata dia.

Desa terbaik penilaian UN Tourism itu pada tahun ini membuka hutan bambu mereka untuk menjadi area tambahan yang mengedepankan nilai sosial, sejarah, dan ekologi.

Dokumentasi kunjungan wisatawan ke hutan bambu Desa Wisata Penglipuran jelang Natal dan Tahun Baru 2025 di Denpasar, Selasa (17/12/2024) (ANTARA/ho-Penglipuran)

Sumiarsa menilai area baru ini akan menjaga Desa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli itu tetap asri dan berkelanjutan, sebab selain mengantisipasi penumpukan wisatawan juga menjaga hutan bambu melalui perawatan dari pengelola.

Ide pengelola dan masyarakat desa mengoptimalkan hutan bambu berawal dari kajian mereka bahwa hanya di Desa Wisata Penglipuran terdapat hutan bambu yang mampu tumbuh di area datar, selain itu diperlukan inovasi mengingat kunjungan mereka yang kian meningkat.

“Kami antisipasi dengan fasilitas baru ke hutan bambu, dan tidak kalah penting di momen Natal dan Tahun Baru 2025 kami akan membuat atraksi budaya dengan yowana tanggal 28 Desember dan 1 Januari yang kami prediksi kunjungannya tinggi,” ujar Sumiarsa.

Nantinya selain memanfaatkan lahan hutan para wisatawan yang membayar tiket Rp25.000-Rp50.000 itu akan dapat menyaksikan atraksi budaya bebarongan yang dipentaskan pemuda Bangli.

Akademisi pariwisata yang merupakan Ketua Program Studi S3 Pariwisata Universitas Udayana Prof I Nyoman Sunarta menilai langkah desa membuka area hutan adalah keputusan tepat, namun perlu diingat bahwa tujuan utama wisatawan datang untuk menikmati tata letak rumah-rumah warga dan ciri khas bambu.

Menurutnya tak cukup jika hutan tersebut hanya sebagai area yang dilintasi wisatawan, lebih jauh ia menyarankan pengelola membuat pameran pengolahan bambu atau melakukan penanaman bibit bagi setiap wisatawan untuk inovasi ke depan.

“Yang penting rumah bambu tidak boleh hilang, atapnya, juga kebersihannya, dan karena ikonnya bambu maksimalkan hutan bambu menjadi daya tarik baru, atraksinya belum ini jadi kalau mau berkelanjutan buat pameran warga disana mengolah bambu menjadi rumah bambu baru dan memungkinkan untuk wisatawan belajar,” ujarnya.

Baca juga: Desa Penglipuran ditetapkan jadi model Revolusi Mental di Era Digital

Baca juga: Penglipuran Village Festival buat masa kunjungan wisman lebih lama

Baca juga: BPPD Bali nilai Penglipuran perlu kaji soal kepadatan wisatawan

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait

Rekomendasi lain

  • Related Posts

    Palestina sambut baik rencana Prancis akui kedaulatan negaranya

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Palestina sambut baik rencana Prancis akui kedaulatan negaranya Jumat, 11 April 2025 08:57 WIB waktu baca 2 menit…

    Google Cloud soroti kemajuan pelanggan di Asia Tenggara pada Next 2025

    English Terkini Terpopuler Top News Pilihan Editor Pemilu Otomotif Antara Foto Redaksi Google Cloud soroti kemajuan pelanggan di Asia Tenggara pada Next 2025 Jumat, 11 April 2025 08:57 WIB waktu…

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *