
Kemenkes perkirakan ada 1,7 persen penyandang lupus di Indonesia
- Selasa, 17 Desember 2024 14:04 WIB

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa saat ini, terdapat 1,7 persen penyandang lupus di Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Siti Nadia Tarmizi mengatakan, lupus atau Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit autoimun, di mana imun tubuh menyerang diri sendiri, dan penyakit itu lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Baca juga: Perawatan lupus pada usia lanjut dengan pengentalan darah
Secara global, katanya, sebanyak 100 per 100 ribu orang dewasa memiliki kondisi itu.
“Kalau kita kenal dan ditangani sejak dini, maka usia harapan hidup daripada pasien lupus itu tidak berbeda dengan populasi umum lainnya. Tadi saya sampaikan bahwa umumnya pada usia produktif biasanya sudah diketahui sejak usia 18 tahun atau kemudian sudah bekerja dan sebagainya,” kata Nadia dalam temu media daring di Jakarta, Selasa.
Dia menyebutkan bahwa ada sejumlah hal yang memicu penyakit tersebut, misalnya orang dengan bakat lupus yang kemudian bekerja terus menerus di bawah paparan cahaya matahari, sehingga memunculkan penyakit tersebut.
Kemudian, katanya, infeksi berat, kemudian setelah meminum obat tertentu memicu lupus tersebut.
“Atau kalau di dalam keluarga kita punya riwayat penyakit lupus, itu untuk juga diperiksakan, karena kita bisa mendeteksi adanya zat lupus dengan pemeriksaan laboratorium,” katanya.
Dia mengatakan, lupus dikenal sebagai penyakit seribu wajah, karena menyerang berbagai organ sehingga gejalanya mirip dengan penyakit-penyakit lainnya.
Oleh karena itu, Nadia menyoroti pentingnya pemeriksaan dini, pada usia seperti 15-25 tahun, terutama pada calon pengantin. Selain itu, publik dapat melakukan periksa lupus sendiri atau Saluri, sebelum mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas kesehatan.
Baca juga: Gejala yang patut dicurigai sebagai lupus
Sejumlah poin dalam Saluri, katanya, antara lain kelainan darah seperti anemia, ruam kemerahan di muka, sensitif terhadap sinar matahari, demam di atas 38 derajat celsius, nyeri di dada, cepat letuh, dan lain-lain.
Dengan pemeriksaan dini, katanya, biaya kesehatan dapat ditekan dan pasien bisa hidup lebih baik.
Selain itu, dia melanjutkan, perlu kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain agar dapat mengenali dan menangani lupus lebih dini.
Sejumlah upaya yang pihaknya lakukan seperti menyusun Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) untuk menangani penyakit tersebut, beserta modul pelatihannya.
“Ini sedang dalam proses revisi saat ini yang kita juga akan melibatkan tentunya organisasi profesi, baik itu PAPDI maupun juga dari perhimpunan daripada Rheumatologi atau IRA,” katanya.
Kemudian, Nadia menyebut bahwa promosi kesehatan dan edukasi juga terus dilaksanakan, agar lebih banyak publik yang mengetahui penyakit ini. Hal tersebut guna memastikan penemuan kasus yang lebih banyak, agar dapat ditangani secara baik.
Baca juga: Dokter saran sebaiknya redakan lupus sebelum berencana hamil
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024
Komentar
Berita Terkait
Menkes gencarkan penemuan kasus untuk eliminasi TB 2030
- Kemarin 10:24
BRIN tengah kembangkan vaksin ikan untuk jaga produktivitas pangan
- 13 Desember 2024
Kemenkes gandeng pemengaruh gencarkan deteksi dini kesehatan jiwa
- 13 Desember 2024
DPR dan Kemenkes sosialisasikan deteksi dini potensi wabah
- 12 Desember 2024
BPJS Kesehatan berkolaborasi wujudkan ekosistem JKN tanpa kecurangan
- 12 Desember 2024
Rekomendasi lain
Kekayaan Jihan Nurlela, Cawagub Lampung dalam Pilkada 2024
- 23 November 2024
Limit transfer m-banking Livin by Mandiri
- 26 September 2024
Destinasi wisata baru di Yogyakarta
- 28 Oktober 2024
CPNS Mahkamah Agung 2024, cek formasi dan penempatan
- 23 Agustus 2024
Cara cek Kartu Keluarga secara online
- 19 Agustus 2024
Profil Sulaiman Agusto, Cawagub Pilkada Sulawesi Tengah 2024
- 5 September 2024
Cara buka rekening ATM BRI offline dan online
- 1 Agustus 2024
Lirik lagu “Menunggumu” dari NOAH
- 19 Juli 2024