
BRIN lakukan riset algoritma penyeleksi informasi cegah judi “online”
- Senin, 9 Desember 2024 15:03 WIB

Jakarta (ANTARA) – Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amarulla Octavian mengatakan pihaknya kini tengah melakukan riset terkait penciptaan algoritma khusus yang dapat menyeleksi informasi demi mencegah dan menanggulangi kasus judi online di Indonesia.
“Saya termasuk yang sekarang ini sedang memimpin tim periset untuk membuat algoritma yang bisa menyeleksi informasi yang ada di media sosial,” kata Amarulla dalam pembukaan Pameran Infografis Hasil Riset dan Monev Akhir Tahun 2024 Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora (OR IPSH) BRIN 2024 di Jakarta, Senin.
Baca juga: RS Marzoeki Mahdi-Trisakti gelar riset untuk basis pencegahan judol
Amarulla menekankan riset ini penting dilakukan, sebab masyarakat tidak mempunyai mekanisme untuk menyeleksi atau menyaring informasi yang masuk, terlebih bagi masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang masih di bawah.
“Oleh sebab itu, kita para ilmuwan harus bisa menciptakan satu sistem untuk bisa menyaring informasi-informasi yang betul,” ujarnya.
Amarulla mengemukakan saat ini dunia sedang berada dalam disrupsi informasi, terlebih dengan semakin canggihnya teknologi kecerdasan buatan (AI), yang semakin menambah misinformasi, disinformasi, dan malinformasi meskipun terdapat banyak informasi benar dan baik yang masuk melalui kecanggihan teknologi.
Baca juga: BI dukung pengembangan sistem deteksi kecurangan berantas judi online
“Dalam menghadapi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, manusia dituntut untuk jauh lebih pintar lagi,” katanya.
Dalam upaya pencegahan judi online, Amarulla menekankan riset terkait pembuatan algoritma khusus akan dapat menjadi lebih maksimal jika dibarengi dengan riset soal perilaku masyarakat Indonesia, yang menjadi faktor utama mengapa banyak masyarakat yang terjebak dalam judi dan pinjaman online.
Menurut dia, ilmu yang dilakukan secara kuantitatif tidak dapat berjalan sendiri, begitu pula terhadap ilmu yang dilakukan secara kualitatif. Oleh sebab itu, ia mendorong seluruh periset untuk dapat melakukan riset terkait, sehingga kebijakan yang nantinya dikeluarkan berbasis sains yang bisa dibuktikan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Baca juga: Komdigi perluas kolaborasi lintas sektor berantas praktik judi online
“Saya ingin menunjukkan bagaimana sebetulnya para ahli riset sosial ini juga banyak menerapkan metode mix. Gunakanlah dasar-dasar statistik ataupun formula-formula matematika untuk menjelaskan perilaku-perilaku sosial, ini yang perlu sekali nanti dirumuskan oleh para riset sosial ini sendiri,” tutur Amarulla Octavian.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
Komentar
Berita Terkait
Humaniora kemarin, riset AI untuk pertanian hingga Pameran Perempuan
- 17 Desember 2022
BRIN: Riset kebencanaan perlu libatkan masyarakat
- 7 Oktober 2021
BRIN: Bangun kesadaran global untuk keragaman umat manusia
- 14 September 2021
Rekomendasi lain
Syarat dan biaya untuk memperpanjang SKCK
- 20 Agustus 2024
Biaya pembuatan paspor naik Desember 2024, ini rinciannya
- 28 Oktober 2024
Jadwal KRL Commuter Line dari Tanah Abang ke Rangkasbitung
- 2 Agustus 2024
Profil Sulaiman Agusto, Cawagub Pilkada Sulawesi Tengah 2024
- 5 September 2024
Rincian tarif Tol Cisumdawu
- 15 Agustus 2024
Profil Menteri Pertahanan baru, Sjafrie Sjamsoeddin
- 21 Oktober 2024
Cara mengurus KTP hilang lewat online dan offline
- 2 Agustus 2024
Gaji dan tunjangan anggota Bawaslu, segini besarannya!
- 24 Oktober 2024